Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemensos Sebut Saung Kreasi This Ability Percontohan UMKM bagi Disabilitas

        Kemensos Sebut Saung Kreasi This Ability Percontohan UMKM bagi Disabilitas Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI (Kemensos), Harry Hikmat mengapresiasi keberadaan "Saung Kreasi This Ability" yang digagas Yayasan Kumala merupakan satu contoh yang baik dalam upaya pemberdayaan kaum disabilitas mengasah kemampuan dan meningkatkan kreativitasnya.

        Saung This Ability merupakan wadah pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Penyandang Disabilitas yang dikelola Kelompok Hasna Mandiri yang berada dibawah naungan Yayasan Kumala bersinergi dengan Pertamina Hulu Energy Offshore Nort West Java (PHE ONWJ).

        Baca Juga: Kabar Gembira, Kemensos Buka Kuota Tambahan untuk Bantuan Sosial Tunai

        "Hari ini Kemensos RI dalam hal ini Ditjen Rehabilitasi Sosial memenuhi undangan peluncuran program "This Ability" serta peresmian Saung Kreasi sebagai wadah untuk teman-teman penyandang disabilitas. Kami sangat mengapresiasi kerjasama yang baik antara Yayasan Kumala, Pertamina Hulu Energy Offshore Nort West Java (ONWJ) dan pemerintah daerah setempat," kata Harry kepada wartawan di Kabupaten Bandung, Senin (14/12/2020).

        Menurutnya, dengan kegiatan ini, para disabilitas dapat memberikan kontribusi kemanfaatan kepada masyarakat luas.

        "Jadi yang dilakukan di Saung Kreasi ini adalah mendaur ulang limbah kertas bekas, pelepah daun pisang menjadi sesuatu yang baru. Tadi kami sudah melihat produk-produknya ternyata sangat bagus bahkan tak kalah dengan kreasi non disabilitas," jelasnya

        Hal ini, menunjukkan bahwa penyandang disabilitas ini mampu membuat sesuatu yang bermanfaat bahkan dapat menunjang masa depannya.

        Dia menambahkan, meski lokasi kegiatan ini di Cileunyi, Kabupaten Bandung, namun Kelompok Hasna Mandiri ini mampu mengembangkan jaringan dengan membentuk komunitas serupa di Kuningan dan Cirebon. 

        "Kebetulan ada trainer yang telah mendapat pelatihan untuk mendaur ulang limbah bekas dan kemudian menularkan kemampuannya kepada anggota komunitas disabilitas lainnya. Tadi juga mereka membawa hasil kreasi dari hasil daur ulang seperti kerajinan tangan goody bag yang sangat bagus," ungkapnya

        Harry juga mengungkapkan Ditjen Rehsos telah menggulirkan program ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial) yang memiliki platform melakukan rehabilitasi sosial berbasis keluarga, komunitas, dan residensial.

        Kemensos sebagai leading sector penanganan penyandang disabilitas telah menggulirkan kebijakan pemberdayaan disabilitas yang menitikberatkan pada partisipasi aktif keluarga dan masyarakat.

        "Kalau dulu rehabilitasi secara residensial yang merupakan tradisi klasik Kemensos yang berbasis balai. Penerima manfaat dibawa ke balai tinggal di balai. Saat ini Kemensos juga mengembangkan pendekatan keluarga dan komunitas. Dan inilah yang dilakukan oleh Yayasan Kumala," jelasnya.

        Adapun, Pendiri Yayasan Kumala Dindin Komarudin mengungkapkan cikal bakal berdirinya Saung Kreasi This Ability ini berawal saat pihaknya bersinergi dengan Balai Besar "Cibinong" Bogor tahun 2018. 

        Kelompok Hasna Mandiri ini, kata Dindin, memang memberikan pendampingan pada disabilitas berupa pelatihan daur ulang kertas dan kerajinan tangan.

        "Yayasan Kumala saat itu membutuhkan mitra produksi, karena kemampuan dan potensi teman-teman penyandang disabilitas ini sangat besar dalam membuat kreasi. Kami pun semangat mendampingi. Alhamdulillah kami juga mendapat dukungan dari Pertamina Hulu Energy ONWJ," ungkapnya.

        Dindin mengaku optimis karena telah berhasil mengembangkan jaringan hingga Kuningan, Cirebon bahkan Sukabumi. 

        Kedepannya, semua kelompok ini tidak hanya sebagai binaan tetapi mitra kerja. "Bukan objek tapi sebagai subjek pelaku. Mari kita bersama merubah stigma masyarakat yang terlanjur melekat dengan kreativitas. Bersama kita berdaya," tandasnya.

        Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Nina Setiana, juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Kumala. 

        Terlebih kata Nina, program penanganan rehabilitas sosial terbatas, karena tidak banyak yayasan yang berkonsentrasi khusus menangani dalam penanganan penyandang disabilitas. 

        "Kami dukung apa yang kami mampu, bahkan kami akan menjadikan Yayasan Kumala jadi model penanganan disabilitas di daerah lain khususnya di Kabupaten Bandung. Minimal satu kecamatan satu kelompok, maka penanganan disabilitas ini pasti selesai." pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: