Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gak Kompak, Trump dan Pompeo Beda Suara Soal Dalang Serangan Siber AS

        Gak Kompak, Trump dan Pompeo Beda Suara Soal Dalang Serangan Siber AS Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
        Warta Ekonomi, Washington -

        Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyalahkan Rusia atas apa yang digambarkannya sebagai serangan spionase dunia maya terburuk yang pernah ada pada pemerintah AS.

        "Kami dapat mengatakan dengan cukup jelas bahwa Rusia yang terlibat dalam kegiatan ini," kata Pompeo dalam sebuah wawancara radio seperti dikutip dari BBC, Minggu (20/12/2020).

        Baca Juga: Ngaku Kebal Covid-19, Donald Trump Tak Akan Mau Disuntik Vaksin?

        Pompeo mengatakan dia yakin bahwa Rusia, selama beberapa bulan, telah menembus beberapa badan pemerintah AS dan perusahaan swasta, bersama dengan perusahaan lain dan pemerintah di seluruh dunia.

        Bersama dengan Departemen Energi AS, badan-badan federal telah menjadi target oleh apa yang digambarkan sebagai operasi spionase dunia maya yang canggih termasuk Departemen Keuangan dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, negara bagian, pertahanan dan perdagangan.

        "Ada upaya signifikan untuk menggunakan perangkat lunak pihak ketiga yang pada dasarnya menanamkan kode di dalam sistem pemerintah AS," ujarnya.

        Pompeo mengatakan bahwa penyelidik AS yang menyelidiki serangan itu masih membongkar dengan tepat apa itu, dan banyak informasi kemungkinan akan tetap dirahasiakan.

        "Rusia sedang mencoba untuk "merusak cara hidup kita," ucap Pompeo, menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tetap merupakan risiko yang nyata.

        Sementara di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan pandangan yang berbeda dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo terkait dengan serangan siber yang melanda negara itu. Menurut Trump, China adalah pelaku serangan siber terburuk dalam sejarah AS itu.

        "Serangan siber jauh lebih hebat di berita bohong media daripada kenyataannya," cuit Trump, menambahkan bahwa semuanya terkendali dengan baik.

        “Rusia, Rusia, Rusia adalah nyanyian prioritas ketika sesuatu terjadi karena Lamestream, untuk sebagian besar alasan keuangan, ketakutan untuk membahas kemungkinan bahwa itu mungkin China (mungkin!),” kata Trump seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (20/12/2020).

        Selain mengecam media "Lamestream" karena menyalahkan Rusia, Trump juga menyarankan bahwa mungkin ada pukulan di mesin pemungutan suara selama pemilu. Trump kerap menyitir serangkaian "gangguan" komputer yang tidak dapat dijelaskan sebagai bukti bahwa seseorang ikut campur untuk menggagalkan kemenangannya di lima negara bagian utama dalam pemilihan presiden (pilpres) lalu.

        Serangan siber yang dimaksud oleh Trump adalah operasi peretasan yang menargetkan SolarWinds Orion Platform, alat pemantauan jaringan yang digunakan oleh hampir setiap perusahaan Fortune 500 dan beberapa lembaga pemerintah AS, di antaranya Departemen Luar Negeri, NASA, dan Pentagon.

        Peretasan itu terungkap awal bulan ini, dan disematkan kepada Rusia tanpa bukti oleh Washington Post, mengutip sumber anonim.

        Sementara itu penyelidikan terhadap serangan siber tersebut sedang berlangsung, dan hasil akhirnya mungkin akan tetap dirahasiakan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: