Kerap Dinyinyirin ICW, Jawaban KPK Berkelas: ICW Lagi Diabet, Sukanya yang Asin-Asin
Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritik ucapan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD yang menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) era Firli Bahuri Cs lebih baik ketimbang era Agus Rahardjo Cs di tahun pertama kinerjanya. ICW pun meminta Mahfud untuk tidak asal bicara dan melihat data.
Baca Juga: Mahfud MD Curhat Sebut Apapun yang Dilakukan Pemerintah Dianggap Salah!
Pimpinan KPK pun angkat bicara mengenai hal tersebut. Nurul Ghufron selaku wakil ketua KPK mengapresiasi apapun kritikan yang datang dari ICW.
Baca Juga: Seret-Seret Nama Mahfud MD, Banser Tegur Ridwan Kamil: Jangan Cengeng Dong
"KPK mengapresiasi dan berterima kasih atas penilaian ICW yang selalu memperhatikan KPK. Namun, sayangnya ICW ini seperti orang yang lagi ngidap diabet sehingga seleranya tidak bisa komprehensif, ICW tidak bisa nerima yang manis-manis, maunya yang asin-asin saja, karena kalau manis naik gula darahnya !," ujar Ghufron kepada wartawan, Selasa (29/12/2020).
Ghufron menyebut dalam pandangan ICW, KPK adalah komisi penangkap koruptor hanya ketika menangkap saja KPK dianggap bekerja dan berprestasi. ICW tidak melihat secara komprehensif kinerja semua lini tugas dan fungsi KPK.
"ICW mengabaikan kinerja pencegahan KPK, apalagi tusi mengedukasi masyarakat untuk sadar dan tidak berprilaku korup itu dianggap bukan KPK !," jelasnya.
KPK, lanjut Ghufron, yakin masyarakat dan rakyat indonesia lebih dewasa dari ICW termasuk lebih berwarna dan komprehensif seleranya dalam pemberantasan korupsi. Sehingga apa yang disampaikan ICW akan bertentangan dengan kesadaran anti korupsi rakyat.
"Rakyat indonesia orang yang sehat sehingga baik yang manis asin maupun kecut harus dilahap, rakyat indonesia ingin Indonesia ingin Indonesia bebas korupsi. Kala ada tipikor rakyat ingin hukum diteggakan secara tegas dan adil, namun sebelum terjadinya tipikor nya rakyat ingin KPK juga harus mencegah dan menyadarkan penyelenggara negara dan masyarakat untuk tidak korup," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil