Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sesumbar Bakal Dibinasakan Seperti FPI, PKS: Sayang Banget, Mikirnya Kayak Orang Gak Sekolah!

        Sesumbar Bakal Dibinasakan Seperti FPI, PKS: Sayang Banget, Mikirnya Kayak Orang Gak Sekolah! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat vokal terhadap Pemerintah. Partai dakwah ini pun disebut-sebut akan ‘dibinasakan’ seperti Front Pembela Islam (FPI). Fakta atau hoaks ya?

        Wacana ini dilontarkan Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi. Lewat akun Twitternya, @TeddyGusnaidi mengunggah tangkapan layar berita berjudul “Pemerintah Larang FPI, PKS: Negara Gagal Bina Ormas”, tertanggal 30 Desember. Baca Juga: Fachrul Razi Lengser dari Jabatan Menag, Katanya Gara-Gara Kasih Lampu Hijau ke FPI

        “Ok setelah FPI dibubarkan, next negara akan membina PKS,” cuitnya, Kamis (31/12). Dalam cuitan itu, Teddy me-mention dua akun Twitter petinggi PKS, Mardani Ali Sera dan Hidayat Nur Wahid.

        Tak lama, 39 menit kemudian, Teddy kembali meneruskan cuitannya. “Kalau tidak bisa dibina, ya dibinasakan juga seperti FPI,” kicau @TeddyGusnaidi. Baca Juga: Trending! Warganet Sampai Hati Bilang: Buta Tulinya Pak Prabowo Bikin Gak Ada Artinya!

        Baik Hidayat maupun Mardani tak membalas cuitan Teddy. Warganet yang ramai mengomentari soal ini.

        Beberapa menduga, cuitan Teddy merupakan sinyal PKS bakal jadi target pembubaran berikutnya. “Tanda-tanda PKS selanjutnya nih, setelah FPI dan HTI. Semakin tahu rezim arahnya ke mana. Hmmm,” kicau @NabilaZ711. 

        Dari situlah, isu pembinasaan PKS muncul. Apalagi, warganet mengaitkan cuitan Teddy dengan pernyataan bosnya di PKPI, AM Hendropriyono.

        Eks Kabin itu menyebut, setelah pembubaran FPI, selanjutnya giliran organisasi yang melindungi eks FPI dan juga para provokator yang akan dibinasakan.

        “AM Hendropriyono: Organisasi pelindung ex FPI dan para provokator tunggu giliran,” cuit Hendropriyono dalam akun Twitternya, @edo751945, Rabu (30/12). Teddy juga memuat pernyataan ini di akun Twitternya, beberapa jam sebelum mencuit soal PKS. “Jrengg!” kicau @TeddyGusnaidi.

        “Ini serius, PKS akan dibinasakan setelah efpe i dibabat rezim ini,” sambar @pulusabes, mencoba menganalisa.

        Apakah benar, partai itu bakal mengalami nasib yang sama dengan FPI? Ditanya soal ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin tak menjawab gamblang. Tapi dari ucapannya, sepertinya pemerintah tak punya niat membinasakan PKS.

        “Politik itu sangat kondusif, sangat dinamis. Jadi lawan politik itu adalah teman ideal dalam berdiskusi tentang politik. Oposisi adalah teman debat yang baik,” ujar Ngabalin kepada Rakyat Merdeka, semalam.

        Dia meyakini, PKS pasti mampu membenahi dirinya, serta melihat masalah secara objektif. “Dan tak hanya bisa memberikan kritik, tapi juga bisa memberikan jalan keluar bagi pemerintah,” tandasnya.

        Sementara Politisi PKS Nasir Djamil menyebut Teddy mengigau. Bagi Nasir, cuitan Teddy dianggap tak berkelas. Sekadar untuk mencari perhatian. 

        “Jadi kami nggak perlu lah merespons. Kalau kami menanggapi, sama aja nanti seperti dia. Biarkan saja dia mengigau, mungkin belum puas tidurnya. Silakan lanjutkan tidurnya,” ujarnya saat dikontak, semalam.

        Anggota Komisi III DPR itu menyatakan, banyak yang mem-framing kedekatan PKS dan FPI. Nasir menjelaskan, fraksi PKS punya tagline keumatan, kerakyatan, dan ke-Indonesia-an.

        Kelompok manapun yang merupakan bagian dari umat, akan diadvokasi dan diterima aspirasinya. Begitu juga kalau ada kelompok yang merupakan bagian dari rakyat. Apapun agama dan latar belakangnya juga akan diperhatikan PKS.

        Sementara yang menyangkut ke-Indonesia-an, misalnya ada yang melecehkan atau mengancam kedaulatan Indonesia, akan dikecam PKS.

        “Jadi aneh kalau misalnya ada orang yang menilai dengan pandangan-pandangan sempit begitu. Jadi jangan mem-framing hal-hal yang negatif,” imbau Nasir. 

        Dia mengingatkan Teddy, PKPI lahir setelah reformasi. Tapi pernyataannya itu justru menunjukkan Teddy anti reformasi dan tak paham dengan reformasi politik pasca tumbangnya rezim Orde Baru.

        “Sayang banget anak muda seusia TG cara berpikirnya seperti orang tak sekolahan. Kepada TG saya ingin sampaikan bahwa ada pepatah indonesia yang menyebutkan “mulutmu harimaumu”,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: