Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ingat-ingat! Ini 8 Varian Covid-19. Apa Saja?

        Ingat-ingat! Ini 8 Varian Covid-19. Apa Saja? Kredit Foto: Unsplash/Glen Carrie
        Warta Ekonomi, Jenewa -

        Tahun sudah berganti, namun status pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) belum berakhir. Meski vaksin mulai tersedia, namun tetap banyak yang bertanya-tanya kapan kondisi yang tidak pasti ini akan benar-benar berakhir.

        Sehari menjelang pergantian tahun dari 2020 ke 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan varian-varian severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), virus yang menjadi penyebab COVID-19. Virus telah menginfeksi 82.57 juta orang di 222 negara hingga 3 Januari 2021.

        Baca Juga: Risiko Terpapar Corona dalam Penerbangan Termasuk yang Terendah, Ini Hasil Studi AS

        Ada varian D614G yang menyebar di Januari dan Februari 2020, yang menggantikan strain SARS-CoV-2 yang pertama teridentifikasi di China. Varian tersebut mendominasi penularan global dalam waktu empat bulan setelah penyebarannya pertamanya, dengan efektivitas penularan yang lebih tinggi.

        Pada Agustus dan September 2020 kembali terdeteksi varian SARS-CoV-2 lain bernama Cluster 5 di North Jutland, Denmark. Namun pihak berwenang di sana telah mengidentifikasi hanya 12 kasus manusia dari varian tersebut dan tampaknya tidak menyebar luas.

        Pada 14 Desember 2020, pihak berwenang Inggris melaporkan pada WHO varian SARS-CoV-2 VOC 202012/01 yang mengandung 23 substitusi nukleotida. Varian ini secara filogenetik tidak berkaitan dengan SARS-CoV-2 yang juga sedang merebak di sana.

        Asal varian virus baru itu tidak jelas. Varian ini pertama kali terdeteksi di Inggris Tenggara dan hanya dalam beberapa minggu telah menggantikan garis keturunan virus lain di wilayah geografis tersebut.

        Hasil studi epidemiologi, pemodelan, filogenetik dan klinis awal menunjukkan varian baru dari Inggris itu menunjukkan peningkatan kemampuan penularan. Namun, tidak ada perubahan dalam tingkat keparahan penyakit (diukur berdasarkan lama rawat inap dan kasus kematian dalam 28 hari), atau terjadinya infeksi ulang jika dibandingkan dengan SARS-CoV-2 yang beredar di sana.

        Meski mutasi varian tersebut menghapus posisi 69/70del dan mempengaruhi kinerja beberapa uji diagnostik PCR dengan target gen S. Namun, evaluasi laboratorium menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perangkat aliran lateral berbasis antigen. Per 30 Desember, varian VOC 202012/01 dilaporkan sudah ada di 31 negara.

        Varian lain dari virus corona tipe baru bernama 501Y.V2.  Hasil mutasi N501Y juga ditemukan di Afrika Selatan pada 18 Desember 2020. Otoritas nasional negara tersebut melaporkan penyebaran cepat terjadi di tiga provinsi. Analisis filogenetik menunjukkan varian tersebut berbeda dengan yang ada di Inggris.

        Sebelum ditetapkan sebagai varian baru dari SARS-CoV-2 pengurutan rutin oleh otoritas kesehatan di negara tersebut menemukan varian tersebut telah menggantikan virus corona tipe baru yang beredar di Provinsi Eastern Cape, Western Cape dan KwaZulu-Natal.

        Data genom memang memperlihatkan varian 501.V2 tersebut dengan cepat menggantikan garis keturunan lain yang sudah menyebar di Afrika Selatan.

        Masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna memahami dampak penularan, keparahan klinis infeksi, diagnostik laboratorium, terapeutik, vaksin atau tindakan pencegahan kesehatan masyarakat apa yang diperlukan guna mengatasi varian tersebut.

        Pada 30 Desember 2020, varian 501.V2 dilaporkan telah menyebar di empat negara lain.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: