Perlebar Layanan ke 4 Negara, Electroneum Bidik Pengguna dengan Layanan Pembayaran Listrik
Electroneum (ETN) telah mengumumkan perluasan cakupan layanan baru ke empat negara Afrika Barat tambahan yaitu Benin, Togo, Pantai Gading, dan Sierra Leone.
Langkah tersebut membawa cakupan layanan Afrika perusahaan ke sembilan negara, dengan Nigeria, Senegal, Mali, Gambia, dan Guinea-Bissau sudah bergabung.
Baca Juga: Harga Emas Turun, Bitcoin Diprediksi Jadi Pengganti?
Dengan lebih dari 4 juta pengguna terdaftar, Electroneum telah berfokus pada penggunaan token ETN untuk pembayaran tagihan utilitas dan langganan airtime seluler melalui aplikasi seluler perusahaan.
“Kami sangat senang dengan ratusan pengisian ulang listrik yang telah diselesaikan di Nigeria, tempat kami memiliki ratusan pengguna Electroneum,” kata Nigel Pooley, kepala pengembangan bisnis di Electroneum dikutip dari Cointelegraph, Senin (11/1/2021).
Menurut Pooley, fitur isi ulang listrik menciptakan utilitas ETN di seluruh rangkaian produk dan layanan perusahaan, menambahkan, "Sebagian besar transaksi ini berasal dari freelancer AnyTask kami."
AnyTask adalah platform lepas yang didukung oleh Electroneum yang dilaporkan mendapatkan perlindungan yang signifikan.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Cointelegraph, adopsi crypto membantu memperbaiki situasi freelancer Afrika dalam ekonomi pertunjukan yang berkembang.
Mengomentari rencana ke depan, Pooley mengungkapkan pihaknya tengah bekerja sama secara langsung dengan perusahaan listrik dan operator jaringan seluler. Menurut kepala pengembangan bisnis Electroneum, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengguna menikmati tarif dasar untuk pengisian ulang listrik dan pembayaran isi ulang pulsa seluler.
Untuk saat ini, sebagian besar pembayaran tagihan berbasis ETN dan langganan airtime terjadi melalui agen pihak ketiga yang ramah kripto di Afrika.
“Kami telah berhasil mendapatkan kesepakatan langsung dengan dua operator jaringan seluler, The Unlimited di Afrika Selatan dan Cellcard di Kamboja,” kata Pooley.
"Tetapi kenyataannya adalah bahwa ada sangat sedikit minat untuk crypto di antara kedua industri ini karena mereka percaya risikonya belum melebihi manfaatnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: