Yakinkan Masyarakat, Kang Emil: Vaksin Covid-19 Tak Akan Ubah Tubuh Jadi Warna Hijau
Jelang vaksinasi Covid-19 serentak di Indonesia pekan ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan testimoninya terkait apa saja yang dia rasakan setelah disuntik vaksin Covid-19, Sinovac.
Testimoni itu untuk meyakinkan masyarakat yang masih ragu akan efektivitas vaksin. Ridwan Kamil menyebut dirinya tidak mengalami efek samping berarti setelah divaksin. Bahkan, dengan nada bercanda, dia menyebut bahwa tak ada perubahan pada kondisi fisiknya. Baca Juga: Andai Ganjar Dipinang Parpol Lain & Gandeng Ridwan Kamil di Pilpres: Akan Sangat Dahsyat
"Jadi, dulu katanya ada kekhawatiran ada bengkak, tidak. kekhawatiran demam tidak, kekhawatiran badan berubah juga tidak karena kita melaporkan, apalagi berubah menjadi warna hijau atau Spiderman gak ada," tegas Ridwan Kamil dalam konferensi pers yang digelar secara virtual dari Mapolda Jabar, Kota Bandung. Baca Juga: Andai Ganjar Dipinang Parpol Lain & Gandeng Ridwan Kamil di Pilpres: Akan Sangat Dahsyat
Diketahui, Ridwan Kamil dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac yang bakal diproduksi massal oleh PT Bio Farma. Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pertama kali disuntik vaksin Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat 28 Agustus 2020 lalu.
Dalam uji klinis yang digelar oleh Tim Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan PT Bio Farma itu, Kang Emil menjalani dua kali penyuntikan. Penyuntikan kedua pun sudah dilakukan di tempat yang sama pada Senin 14 September 2020 lalu.
"Saya mewakili mungkin yah, bertestimoni, kami ini sudah dua kali disuntik dan bulan depan akan dilaporkan Bio Farma ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) hasilnya. Bocorannya sementara hasilnya baik, kira-kira begitu. Tapi, definisi klinisnya bukan kewenangan saya," tutur Kang Emil.
"Kalau ditanya sebagai pribadi lah ya, saya lelaki di usia 49, hanya linu pegel selama 1 jam ya (setelah divaksin). Jadi itu saya jujur apa adanya karena jarumnya tidak kecil. Kalau jarum untuk pengambilan darah agak kecil, kalau vaksin agak besar sedikit," ungkapnya.
Selain linu dan pegal, efek ringan lain yang dirasakannya, yakni kerap mengantuk menjelang magrib selama tiga hari setelah divaksin. "Biasanya tidak pernah, jadi hanya itu saja," imbuhnya.
Kang Emil meyakinkan, hingga saat ini, dirinya masih merasa sehat dan bugar di tengah mobilitasnya yang tinggi. Buktinya, kata Kang Emil, dirinya tak pernah absen dalam setiap agenda rapat-rapat pemerintahan, termasuk penanganan Covid-19 di Jabar.
Meski begitu, Kang Emil mengakui, agar kesehatannya terjaga dan terhindar dari Covid-19, dirinya selalu rutin berolahraga, mengonsumsi suplemen dan vitamin. Hal itu dilakukan sekadar untuk mengatakan kondisi tubuh dan kesehatannya.
Diakui Ridwan Kamil, berdasarkan hasil survei, baru sekitar 75 persen warga Jabar yang memahami vaksinasi Covid-19. Dia berharap, seluruh warga Jabar yakin terhadap vaksin Sinovac sebagai solusi satu-satunya saat ini untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
"Jadi kalau orang yang khawatir kumaha (bagaimana) eta divaksin? tinggali weh (lihat saja) Gubernur Jawa Barat dan Forkopimdanya, itulah sosok yang sudah divaksin. Tidak ada terlihat lesu, tidak ada terlihat leuleus (lemas), lemah, semua terlihat sehat bugar walafiat," tegas Kang Emil kembali meyakinkan.
"Sehingga ya itu lah cerminan. Dengan begitu kan kita yakin bisa beraktivitas. Punya keyakinan di tubuh kita ada antibodi melawan Covid-19. Nah, ini saya minta diviralkan supaya menyemangati orang orang yang belum yakin," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil pun mengaku bersyukur menyusul keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin Sinovac halal dan suci.
"Minggu ini dimulai vaksinasi nakes naga (tenaga kesehatan) dan kepala daerah. Nanti di level provinsi, wakil gubernur akan saya dampingi, Pak Kapolda, selanjutnya bupati dan Forkompinda. Hal ini semata-mata menyertai, menambah keyakinan melaksanakan solusi satu satunya sementara ini untuk menurunkan kasus," paparnya.
Kang Emil menambahkan, pihaknya akan berupaya melipatgandakan tempat vaksinasi di Jabar, termasuk tenaga penyuntik vaksin (vaksinasi). Bahkan, Kang Emil menyatakan, pihaknya akan berupaya menggandakan jumlah vaksinator hingga empat kali lipat dari jumlah 11.000 vaksinator yang siap saat ini, agar vaksinasi Covid-19 bisa rampung kurang dari satu tahun.
"Kalau vaksin bisa selesai, diprediksi perekonomian 4 persen tumbuh positif, tahun depan 6 persen. Kita menargetkan enam bulan (vaksinasi Covid-19) selesai, menyiagakan fasilitas kesehatan dan relawan vaksinasi," ujarnya.
Diketahui, selain Kang Emil, Forkopimda Jabar yang menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac, antara lain Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa, dan mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: