Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Brand Voice?

        Apa Itu Brand Voice? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam mengupayakan branding suatu produk, orang sering berpikir tentang bagaimana citra suatu brand jika dilihat secara visual, mulai dari font, warna, hingga gaya desain. Namun ada satu hal yang terlewatkan, yaitu brand voice. Sejak digunakannya media sosial untuk melakukan upaya pemasaran, brand voice menjadi hal yang lebih penting dari sebelumnya, sehingga dinilai sebagai cara brand untuk lebih dominan diantara pengguna internet.

        Baca Juga: Keren, 130 Brand Ini Sabet Penghargaan Top Inspiring CSR & Innovation Brands

        Meskipun Anda belum terbiasa dengan istilah tersebut, Anda mungkin pernah sekali mengalaminya. Perusahaan yang menjual perlengkapan untuk berternak akan menggunakan kosakata yang sesuai dengan istilah peternakan. Perusahaan pakaian anak muda akan melonggarkan bahasanya dan menggunakan bahasa yang gaul untuk dapat terhubung dengan target pasar mereka. Meskipun Anda dapat melakukannya tanpa memiliki brand voice yang khas, Anda dapat meningkatkan pemasaran produk lebih maksimal jika Anda membuatnya. 

        Mari kita bahas lebih jauh tentang apa itu brand voice dan beberapa tips untuk mengembangkan brand voice Anda sendiri.

        Mengenal Apa Itu Brand Voice

        Brand voice adalah cara Anda berbicara dengan pelanggan yang sesuai dengan gaya komunikasi Anda, untuk menentukan citra yang akan dibawa bisnis tersebut. Brand voice Anda akan diarahkan ke target pasar, dan itu bisa menggunakan gaya apa pun, selama itu sesuai dengan nilai dan kepribadian brand Anda, baik itu berwibawa, ceria, intelektual, baik hati, atau menyenangkan.

        Sama seperti Anda berkomunikasi dengan cara tertentu dengan keluarga, teman, mitra, dan kolega, ada juga cara untuk berkomunikasi secara khusus dengan basis pelanggan Anda.

        Konsumen berinvestasi lebih banyak pada suatu brand ketika ada hubungan emosional, daripada dengan brand yang hanya mengeluarkan konten yang tidak menginspirasi pelanggan. Pada akhirnya, ini bukan tentang apa yang Anda katakan, namun ini tentang bagaimana Anda dapat mengatakannya kepada pelanggan. Cara untuk mengekspresikan brand voice bisa melalui kiriman email, salinan situs web, siaran pers, pengemasan brand, iklan digital, dan postingan media sosial.

        Mengapa Brand Voice Itu Penting?

        Perusahaan yang dapat bertahan lama memiliki kepribadian yang kuat dan tujuan yang jelas. Pesan mereka dapat disampaikan secara konsisten di mana pun mereka hadir dengan brand voice yang mapan.

        Mengembangkan pengenalan sebuah brand dengan konsumen membutuhkan konsistensi dan pengulangan. Jika kepribadian atau pesan Anda tampak sering berubah, lebih sulit bagi audiens untuk mengetahui dengan tepat tentang brand Anda. Akibatnya, upaya Anda cenderung gagal, dan kalah dengan pilihan brand yang jauh lebih baik.

        Konten bukan hanya tentang foto atau video. Namun konten juga mencakup teks dan grafik. Bagaimana Anda bisa menampilkan diri Anda itu penting bagi konsumen. Terdapat riset yang meneliti mengapa konsumen berhenti mengikuti suatu brand yang ada di media sosial. Empat puluh lima persen konsumen mengutip bahwa konten yang dibuat tidak relevan. Memposting konten yang tidak sesuai dengan gaya yang dianut oleh brand Anda adalah salah satu cara untuk membuat akun Anda untuk berhenti diikuti.

        Terakhir, brand voice juga penting karena pastinya Anda ingin brand Anda dapat konsisten dan dapat dikenali secara luas. Brand awareness dapat berhasil jika Anda dapat mengidentifikasi brand hanya dari konten mereka bahkan sebelum Anda melihat siapa yang mempostingnya.

        5 Tips Untuk Mengembangkan Brand Voice Anda

        Jadi setelah membahas mengenai pentingnya brand voice bagi keberlanjutan bisnis Anda, jadi bagaimana Anda bisa mengembangkan brand voice yang unik dan khas? Gunakan lima tips di bawah ini untuk mulai mencari tahu seperti apa brand voice Anda.

        1. Dokumentasikan semuanya & konsisten

        Sama seperti visual brand guide dan strategi sosial Anda, brand voice Anda juga membutuhkan dokumentasi. Kecuali Anda memiliki satu orang yang mengelola semua komunikasi dan pemasaran, dokumen brand voice akan berguna untuk berbagai departemen perusahaan Anda. Dokumen ini ada sebagai referensi bagi siapa saja yang ingin menulis menggunakan brand voice. Hal itu akan membuat postingan media sosial dan salinan pemasaran tetap terkendali dan konsisten.

        Dokumen tersebut bisa dimulai dengan nilai inti dan pernyataan misi perusahaan Anda. Anda harus bisa menarik beberapa ciri kepribadian yang telah ditentukan sebelumnya.

        Komponen lain dari dokumen ini termasuk ciri-ciri kepribadian bisnis, kosakata umum, frase merek dan yang terpenting adalah contoh. Anda perlu menulis banyak contoh yang mendemonstrasikan gaya kepenelusian sesuai dengan kepribadian brand yang Anda inginkan serta jenis pilihan apa yang berada terlalu jauh di luar gaya yang telah Anda tentukan.

        2. Audit brand voice saat ini

        Butuh inspirasi tentang kepribadian brand Anda? Perhatikan gaya komunikasi yang Anda gunakan saat ini. Pastikan Anda untuk mengambil contoh dari semua komunikasi sehingga Anda mendapatkan gambaran umum yang baik tentang voice yang telah digunakan.

        Anda mungkin menemukan bahwa brand voice Anda tidak konsisten karena perbedaan gaya kepenulisan atau penggunaan kata-kata tertentu yang tidak sesuai dengan citra bisnis. Perhatikan bagaimana target pasar Anda berinteraksi dengan Anda dan bagaimana cara mereka berbicara. Apa kesamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh postingan terbaik Anda?

        Dari sini, Anda akan dapat mencatat seperti apa kepribadian brand Anda saat ini dan kemudian memulai proses brainstorming tentang lebih banyak sifat yang ingin Anda tiru.

        3. Identifikasi audiens dan persona pemasaran Anda

        Cara lain untuk merumuskan brand voice Anda adalah dengan melihat siapa audiens dan persona pemasaran Anda. Jika target audiens Anda lebih muda, Anda pasti ingin menggunakan bahasa yang sesuai dengan mereka. Menggunakan bahasa yang lebih familiar bagi generasi yang lebih tua hanya akan mengasingkan audiens yang lebih muda.

        Saat Anda mempelajari audiens dan persona pemasaran, buat daftar ciri-ciri dan kosakata umum yang ingin Anda gunakan. Sedikit saran untuk Anda, jangan menyimpang terlalu jauh dari kebiasaan brand Anda saat ini. Anda perlu menampilkan brand voice secara autentik dan tidak secara robotik atau hanya memberikan kesan hanya mengejar tren saja.

        4. Ketahui nada bicara Anda

        Brand voice adalah apa yang Anda katakan dan brand tone adalah cara Anda untuk mengatakannya. Brand tone mungkin akan terdengar berbeda di setiap audiens, jadi sebaiknya Anda mendokumentasikan kapan harus menggunakan tone tertentu dalam situasi tertentu.

        Cara Anda mengumumkan produk baru dengan semangat tidak akan sama dengan yang cara yang Anda gunakan saat menanggapi keluhan pelanggan. Identifikasi skenario umum yang Anda temui, kemudian kelompokan ke dalam tone berbeda yang nantinya akan Anda gunakan.

        Beberapa brand biasanya mengembangkan pedoman gaya mereka sendiri untuk menyempurnakan brand voice di berbagai skenario, seperti perbedaan antara saat melakukan konferensi pers yang lebih formal berbeda dengan menanggapi pengguna di media sosial.

        5. Tinjau kembali & adaptasi

        Mengembangkan brand voice bukanlah upaya satu kali jalan. Ini harus ditinjau ulang dan disempurnakan pada waktu yang ditentukan, seperti setahun sekali, saat dilangsungkan perbaikan brand secara besar-besaran, dan selama peristiwa besar yang secara signifikan mengubah strategi pemasaran perusahaan Anda. Bahasa yang berkembang dan kata-kata yang telah Anda gunakan selama lima tahun lalu mungkin tidak akan populer saat ini. Tanpa pemeriksaan yang konsisten pada brand voice Anda, maka Anda berisiko untuk ketinggalan zaman atau tidak dapat berhubungan dengan peristiwa terkini.

        Misalnya, penggunaan GIF di media sosial saat ini menjadi hal yang mainstream, tidak seperti lima tahun yang lalu. Namun, penggunaan GIF telah berkembang menjadi suatu hal yang umum dan sekarang mudah utuk diakses di sebagian besar platform media sosial.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: