Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sandiaga Uno Akan Berkantor di Bali

        Sandiaga Uno Akan Berkantor di Bali Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi virus Covid-19 berdampak langsung terhadap turunnya pendapatan sektor pariwisata pariwisata dan ekonomi kreatif nasional, khususnya Bali. Lebih dari 80% masyarakat Bali yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini pun berduka.

        Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berencana berkantor di Bali untuk mengejar pemulihan ekonomi di Pulau Dewata. Ia akan menyambangi Bali secara rutin dan menetap dalam 3-4 hari setiap bulannya.

        Baca Juga: Wow! Ternyata Ini Alasan Perusahaan Sandiaga Pinjam Duit Triliunan Rupiah dari 10 Bank Sekaligus!

        “Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali beberapa hari, ini berkantor bener ya, bukan berkunjung, tapi berkantor,” kata Sandiaga Uno dalam keterangan resmi, Minggu (24/1/2021).

        Menurut Sandiaga dengan berkantor di Bali, dia akan merasakan langsung dampak anjloknya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap perekonomian masyarakat. Saat ini, 80% masyarakat Bali mengantungkan pekerjaannya di dua sektor tersebut.

        Sandiaga mengatakan dengan rencana tersebut, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Kementerian lebih tepat sasaran dan tepat waktu. Keinginan berkantor di Bali, kata Sandiaga, juga menjadi bentuk perhatian terhadap krisis yang dirasakan oleh penduduk setempat.

        Sandiaga menyebut rencananya berkantor di Bali sedang dirembuk bersama jajaran Kementerian. Setelah terealisasi, ia akan membuka diskusi di Pulau Dewata secara berkala bersama pelaku usaha dan pemerhati sosial setempat.

        “Inisiatif seperti ini (berkantor di daerah) sedang kita jalankan,” katanya.

        Selain itu, berkantor di Bali juga dinilai dapat membuka ruang diskusi antara dirinya dengan pelaku usaha ataupun pemerhati sosial seperti Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau Mbok Niluh.

        Menurut Sandi, kehadirannya di Bali dapat menepis istilah ABS atau 'Asal Bapak Senang', namun fakta sebenarnya berbanding terbalik dengan laporan yang dia dapatkan.



        "Saya bisa diundang jalan-jalan sama Mbok Niluh, kalau saya di Jakarta pasti susah. Tapi kalau saya berkantor di Bali, Mbok Niluh tinggal dateng ke kantor saya atau saya dateng ke tempat Mbok Niluh, terus kita jalan-jalan, kita lihat," kata Sandi.

        "Saya sangat menikmati kalau kita langsung mendengar tanpa ada laporan dari staf Kementerian Pariwisata yang 'asal bapak senang'. Saya pengalaman di pemerintahan, kadang-kadang laporan itu 'bagus pak-bagus pak', 'gini-gini', tapi begitu saya tanya ternyata nggak seperti itu," katanya.

        Adapun, inisiatif tersebut tengah dikaji secara komprehensif jajarannya saat ini. Dirinya berharap ada masukan dari seluruh stakeholder terkait gagasannya untuk berkantor di Bali.

        "Ini kita sedang coba finalkan, agar perhatian ini, 'seeing is believing'. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta nggak ada di Bali, pasti nggak akan punya credibility," kata Sandi.

        Pertumbuhan ekonomi Bali hingga kuartal III 2020 tercatat mengalami kontraksi hingga 12,28 persen. Sepanjang tahun 2020, Bank Indonesia telah memperkirakan ekonomi Bali akan menyentuh level minus 8,5-9,5 persen.


        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: