Kisah Orang Terkaya: Viktor Vekselberg, Konglomerat Tajir Asal Rusia
Salah satu orang terkaya di Rusia, Viktor Vekselberg adalah seorang pengusaha yang memiliki kekayaan bersih USD12,2 miliar (Rp171 triliun), versi Forbes. Dia adalah pemilik dan presiden Grup Renova, konglomerat besar Rusia. (kurs Rp14.080)
Renova Group adalah konglomerat Rusia dengan minat dalam aluminium, minyak, energi, telekomunikasi dan berbagai sektor lainnya.
Vekselberg merupakan pria kelahiran Ukraina, 14 April 1957. Ia lulus dari Institut Teknik Transportasi Moskow pada 1979. Setelah itu, ia bekerja sebagai insinyur dan manajer penelitian di sebuah pabrik pompa milik negara.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Graeme Hart, Miliarder Berkat Perusahaan Bermasalah
Pada tahun 1988, setelah pemerintahan Gorbachev melonggarkan pembatasan pada bisnis swasta sebagai kebijakan baru Perestroika dan Glasnost, dia mendirikan NPO Komvek yang bekerja untuk Pabrik Aluminium Irkuksk dan pada tahun 1990. Dia pun mendirikan Renova Group dengan teman sekelasnya di perguruan tinggi, Leonard Blavatnik.
KomVek memiliki 67% dari Renova dan perusahaan Blavatnik Access Industries memiliki sisanya. Dia memperoleh keuntungan finansial dari privatisasi industri aluminium di Rusia di bawah pemerintahan Yeltsin pada 1993. Pada 1996, dia ikut mendirikan Perusahaan Aluminium Ural Siberia (SUAL) melalui penggabungan Pabrik Aluminium Ural dan Irkutsk.
SUAL pun dimasukkan ke dalam United Company RUSAL, perusahaan aluminium terbesar di dunia. Dengan pendapatan yang diperoleh dari bisnis aluminiumnya, dia membeli hak minoritas di Tyumen Oil (TNK), salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di Rusia.
Pada tahun 1997, ia mendapatkan kepemilikan pengendali di Tyumen dan diangkat ke Dewan Direksi dan pada tahun 1998, dia diangkat sebagai Ketua Dewan. Kemudian, dia mengintegrasikan aset tersebut dan aset lainnya di bawah payung Renova Group.
Pada tahun 2003, Grup Renova, bersama Access Industries yang dimiliki oleh Leonard Blavatnik dan Grup Alfa yang dimiliki oleh Mikhail Fridman, German Khan, dan Alexei Kuzmichov, mengumumkan pembentukan kemitraan strategis untuk bersama-sama memegang aset minyak mereka di Rusia dan Ukraina, membentuk konsorsium AAR.
Pada tahun yang sama, mereka menggabungkan AAR dengan aset minyak Rusia British Petroleum dalam usaha patungan 50-50 bernama TNK-BP, transaksi swasta terbesar dalam sejarah Rusia. Sebagai ketua dewan eksekutif TNK, Vekselberg berperan penting dalam negosiasi dan penutupan transaksi.
Vekselberg sekarang mengawasi restrukturisasi besar-besaran asetnya, seperti pembagian properti dengan mitranya Leonard Blavatnik, penggabungan aset aluminium Renova dengan aset aluminium Oleg Deripaska, dan integrasi berbagai investasi listrik dan telekomunikasi.
Selain fokus pada bisnis, ia memiliki hobi dalam koleksi seni. Ia juga pernah terlibat berbagai kontroversi, seperti pada bulan April 2009, Departemen Keuangan Federal Swiss memulai penyelidikan kriminal terhadap Vekselberg dengan dugaan pelanggaran hukum sekuritas. Sebagai hasil penyelidikan, Vekselberg didenda USD38 juta oleh otoritas Swiss.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: