Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanpa Modal dari Kantong Pribadi, Pendiri HAUS! Kini Berhasil Raup Rp20 M per Bulan!

        Tanpa Modal dari Kantong Pribadi, Pendiri HAUS! Kini Berhasil Raup Rp20 M per Bulan! Kredit Foto: Instagram/gufronsyarif
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengusaha Rico Huang menggandeng Gufron Syarif, pemilik HAUS! di kanal YouTub-nya melalui video bertajuk "Cuma Jualan Minuman Kekinian Bisa Punya Penghasilan 20M per Bulan". HAUS sendiri mulai beroperasi pada tahun 2018. Hingga hari ini, dalam sebulan, omzet HAUS! mencapai Rp20 miliar per bulan.

        Per bulannya, HAUS! terjual 2 juta cups minuman dari 84 toko. Adapun produk yang paling laku adalah minuman Thai Tea seharga 5 ribu perak.

        Gufron bercerita ia pernah satu rumah dengan keluarga konglomerat Indonesia. Dari sana, ia belajar banyak tentang menjadi pedagang. Setiba di Indonesia, sayangnya Gufron tidak boleh berdagang dari orang tuanya, ia diminta untuk bekerja kantoran tetapi tidak betah. Setelah dua tahun bekerja, ia pun memutuskan untuk resign.

        Baca Juga: Kisah dr Tirta, dari Penjualan Gorengan hingga Miliki Bisnis 47 Cabang

        Setelah itu, ia pun diberi syarat oleh orang tuanya untuk menjadi dosen apabila tetap ingin berdagang. Sambil menekuni profesi sebagai dosen, Gufron mulai berdagang. Ia memulai bisnisnya dari recycle plastic selama 6 bulan. Karena merasa bukan passionnya, Gufron pun beralih ke bisnis rendang kemasan karena sang istri berdarah minang.

        Meski awalnya tak tahu cara membuat rendang, Gufron memutuskan untuk berteman dengan penjual bumbu di pasaran. Setiap hari, penjual bumbu itu diajak ngopi dan main catur, hingga suatu hari, penjual bumbu ini pun mengajari dia cara membuat rendang. Setelah itu, ia pun memulai bisnisnya yang dinamai Rendang Uda Gembul hingga melejit di pasaran. Setelah itu, Gufron berbisnis donat dengan nama Indo Donat dan lagi-lagi sempat melejit pada tahun 2016.

        Hingga suatu hari, Gufron bertemu dengan temannya yang berbisnis ayam goreng hingga memiliki 205 cabang. Gufron pun tertarik membuat bisnis dengan target pasar menengah ke bawah. Ia pun memikirkan bisnis apa yang bisa ia lakukan dengan harga jual Rp5 ribu hingga Rp15 ribu. Barulah terpikirkan untuk berbisnis minuman yang menjadi cikal bakal HAUS!.

        Setelah dihitung, ternyata bisnis minuman ini memang cocok. Namun, harga pokok penjualan (HPP) masih terlalu tinggi hingga Gufron memikirkan bahwa target penjualan juga harus tinggi guna menekan HPP tersebut.

        Dari situlah Gufron mengakui bahwa target penjualan setiap harinya 400 cups. Setelah itu, Gufron mengumpulkan orang-orang yang memang sudah berpengalaman hingga terkumpul 3 orang rekannya.

        Saat itu, Gufron memilih waktu saat malam takbiran untuk melihat komitmen 3 orang temannya dalam berbisnis. Hari itu, toko pertama pun di buka di Binus pukul jam 4 sore hingga 10 malem dengan pendapatan awal Rp1,5 juta.

        Hari berikutnya saat Idul Fitri, yakni sehabis Sholat Ied, Ghufron dan rekannya langsung membuka toko dan semua temannya pun datang.

        Saat itu karyawan hanya dua orang sehingga ia dan rekan lainnya pun ikut membantu toko. Pada hari kedua, omzet toko mereka pun sudah menembus angka Rp2 juta. Lalu, pada hari kedua lebaran atau hari ke-3 pembukaan, omzet mereka pun langsung melejit ke Rp4 juta.

        Selama 1,5 bulan, Gufron dan rekan-rekannya tetap berada di toko untuk melihat masalah apa saja di lapangan, baik dengan pelanggan ataupun karyawan.

        Pada bulan kedua, Gufron membuka cabang kedua dan mulai meninggalkan toko secara perlahan dengan jarang datang ke toko.

        Lebih lanjut, Gufron pun membagikan kisah menarik yakni saat memulai HAUS, salah satu rekan Gufron bernama Ferry sedang terlilit utang hingga miliaran rupiah. Alasan Gufron merekrut Ferry adalah karena Gufron sadar, ia membutuhkan seseorang yang rela melakukan apapun demi keberlangsungan hidupnya.

        Gufron memiliki strategi yang apik dalam pembentukan tim. Dia melihat orang-orang yang ia butuhkan yaitu orang-orang yang terbiasa kerja di kantoran yang bekerja secara sistematis dan orang yang terbiasa kerja di lapangan sebagai UMKM. Dan Ferry, termasuk orang yang terbiasa kerja di lapangan karena pernah beberapa kali berbisnis meski gagal.

        Sejak toko pertama, Gufron sudah mendatangkan investor untuk modal. Dirinya sebagai Founder HAUS!, tidak mengeluarkan uang sepeserpun kecuali si pemilik yang juga investor. Kebetulan, investornya saat itu adalah salah satu founder haus juga. Sistem investor HAUS! ini adalah per toko, bukan holding. Modal dari investor ini sekitar Rp150 juta untuk menjalankan bisnis di toko pertama. Lalu toko kedua barulah memakai uang Gufron pribadi sebagai investor.

        Saat ini, total karyawan HAUS sudah ada 800an orang dan 85 toko. Untuk mengatasi harga produk murah dengan keuntungan yang sedikit, Gufron mengakui bahwa ia memiliki koneksi untuk membeli barang langsung dari pabrik.

        Setelah itu, Gufron dan Ferry mengembangkan produk HAUS! bersama karena Ferry memiliki pengalaman dalam bisnis es krim. Karena itulah Gufron menekankan target pada volume penjualan. Meski tidak memiliki background pada produk, tetapi Gufron sangat antusias pada dunia makanan dan minuman. Ia mempelajari itu semua hanya melalui internet tetapi bisa mendatangkan omzet hingga Rp20 miliar per bulan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: