Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lulus dari Melbourne Jadi Pedagang, Begini Kisah Gufron Syarif Dirikan HAUS! yang Terkenal dan Viral

Lulus dari Melbourne Jadi Pedagang, Begini Kisah Gufron Syarif Dirikan HAUS! yang Terkenal dan Viral Kredit Foto: Instagram/Gufron Syarif
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lulus dari Melbourne membuat Gufron Syarif tetap ingin menjadi pendagang. Padahal, orang tuanya menentang. Akhirnya, ia pun bekerja di bank selama tiga tahun yang membuatnya sangat tertekan. Setelah itu, orang tuanya pun mengizinkan ia untuk berdagang asal menjadi dosen pengajar.

Kalau kamu belum tahu, Gufron Syarif adalah salah satu pendiri brand minuman yang terkenal yaitu HAUS!.

Dalam video YouTube bertajuk "PERJUANGAN WUJUDKAN MIMPI - HAUS! MEMBANGUN BISNIS TANPA HUTANG", Gufron memulai perjalanan bisnisnya dengan menjual rendang kemasan dengan omzet sampai Rp600 juta per bulan. Kemudian, rendang kemasan ini Gufron titipkan di super market besar. Tetapi ia tak kuat dengan pembayaran 1,5 bulan.

Baca Juga: Dear Milenial, Kolaborasi Memang Penting, Tapi Putri Tanjung Ingatkan Hal Ini Lebih Penting!

Oleh karena itu, Gufron ingin memiliki bisnis dengan pendapatan cash karena ia sedang 'hijrah' dan tidak ingin memiliki utang di bank. Hingga akhirnya Gufron bertemu dengan salah satu pendiri Warunk Upnormal dan ia diajarkan untuk membentuk organisasi agar bisnisnya terus besar dan bertumbuh.

Gufron pun kemudian menghubungi teman-temannya, Daman, Feri, dan Sigit untuk bergabung dengannya mendirikan HAUS. Gufron mengatakan bahwa Daman dan Feri adalah orang kantoran yang terbiasa di AC, bahkan Daman memiliki posisi yang bagus dengan pendapatan Rp70 juta per bulan. Sementara Sigit adalah seseorang yang tengah kepepet karena terlilit utang. Menurut Gufron, seseorang yang sedang kepepet akan melakukan apa saja.

Lebih lanjut, Gufron menjelaskan bahwa HAUS berawal dari Product Market Fit terlebih dahulu. HAUS! pun terbentuk dengan target pasar kelas C yaitu pasar middle ke bawah dengan range harga Rp5 ribu sampai Rp15 ribu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: