Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buka Peluang dengan DUDI, Kementan Lakukan MoU dengan PT Kawan Lama Sejahtera

        Buka Peluang dengan DUDI, Kementan Lakukan MoU dengan PT Kawan Lama Sejahtera Kredit Foto: BPPSDMP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat vokasi untuk mendapatkan SDM pertanian yang berkualitas dan siap bersaing secara global. Untuk mendukung hal itu, Kementan melakukan penandatangan MoU dengan PT Kawan Lama Sejahtera.

        Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku optimistis dengan kemajuan teknologi pertanian yang makin canggih. Bahkan, ia mengatakan yakin bisa membawa sektor pertanian sukses melalui mekanisasi.

        Baca Juga: Sinergi Kementan-Yayasan Kitong Bisa Wujudkan 100 Ribu Petani Milenial

        "Saya yakin, kita siap secara bertahap membawa pertanian melalui mekanisasi yang lebih kuat," ujarnya.

        Mentan yakin, modernisasi menjadi tanda kesiapan pertanian 4.0. Apalagi, penggunaan alat dan mesin dilakukan secara masif pada setiap proses produksi. Untuk mendukung penerapan pembangunan pertanian, Syahrul berharap ke depan, sektor pertanian mendapat dukungan yang lebih kuat dari semua pihak.

        Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, dibutuhkan SDM yang andal.

        "Tekad kita sangat besar, tekad kita sangat tinggi dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Tentu ada tahapan-tahapan atau requirement yang harus kita ikuti. Berbicara mengenai ekspor, kita harus mempunyai komoditas yang berdaya saing tinggi. Untuk itu, kita harus memiliki SDM pertanian yang andal, mandiri profesional, dan berjiwa entrepreneurship," ujarnya.

        Sebagai satu-satunya pendidikan vokasi pertanian yang fokus pada bidang mekanisasi, Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) diharapkan terus berinovasi dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang siap kerja bahkan sebagai job creator ketika terjun ke masyarakat. Hal ini menjadi agenda penting untuk diwujudkan, mengingat saat ini sektor pertanian menjadi tumpuan utama dalam menggerakkan roda perekonomian.

        Dedi Nursyamsi mengatakan, salah satu ciri dari suksesnya pendidikan vokasi adalah terserapnya alumni PEPI oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sehingga untuk mewujudkan hal tersebut, perlu melibatkan DUDI dari awal pembelajaran. Seperti penyusunan kurikulum, proses pembelajaran, praktik kerja lapangan (PKL), magang, maupun tahapan lainnya. Hal tersebut bertujuan agar lulusan dari PEPI memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan DUDI.

        Dedi menjelaskan, saat ini PEPI telah melakukan kerja sama dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan menggandeng PT Kawan Lama Sejahtera. Albertus Primusanto, Direktur PT Kawan Lama Sejahtera, mengatakan, masuknya PT Kawan Lama Sejahtera dalam pendidikan vokasi diharapkan dapat membantu mahasiswa menggunakan produk-produk Kawan Lama, serta melahirkan sebuah industri pertanian.

        Albertus Primusanto menambahkan, dengan kerja sama yang terjalin, pelaksanaan pendidikan vokasi dalam pembelajarannya bukan hanya sekadar materi yang memang disusun dari dulu atau sejara. "Namun, memang ini merupakan sebuah kebutuhan sesuai dengan kemajuan zaman sesuai dengan kebutuhan di industri sendiri," katanya.

        PT Kawan Lama Sejahtera akan membantu memasarkan prototype mesin pertanian canggih dan modern ciptaan mahasiswa PEPI.

        Para lulusan dari PEPI juga bisa menjadi salah satu tenaga tenaga yang andal yang juga sudah memiliki bekal, apalagi sudah sangat familiar dengan pada produk teknik dari Kawan Lama. Dengan begitu, Kawan Lama bisa juga merekrut dan kemudian juga bersama-sama memajukan dunia industri pertanian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: