Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Copot 24 Menteri Suu Kyi, Jenderal Myanmar Pasang 11 Orangnya untuk Pemerintahan Baru

        Copot 24 Menteri Suu Kyi, Jenderal Myanmar Pasang 11 Orangnya untuk Pemerintahan Baru Kredit Foto: Reuters/Thar Byaw
        Warta Ekonomi, Yangon -

        Militer Myanmar mencopot 24 menteri dan deputi masa pemerintahan Aung San Suu Kyi.

        Mereka menunjuk 11 pengganti dalam pemerintahan barunya setelah merebut kekuasaan dalam kudeta. Termasuk penunjukan baru dalam portofolio untuk keuangan, kesehatan, informasi, urusan luar negeri, pertahanan, perbatasan dan dalam negeri.

        Baca Juga: Asyik Goyang, Instruktur Senam Malah Viral Usai Rekam Detik-detik Kudeta Myanmar

        Keputusan ini diumumkan melalui Myawadday TV yang dikelola militer.

        Diketahui, Militer merebut kekuasaan pada Senin (1/2/2021) melalui aksi kudet, menahan Aung San Suu Kyi bersama dengan para pemimpin lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam penggerebekan dini hari.

        Militer mengklaim penangkapan ini sebagai tanggapan atas "kecurangan pemilu" dan menyerahkan kekuasaan kepada panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing. Militer juga memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.

        Militer mengatakan Min Aung Hlaing telah berjanji untuk mempraktikkan "sistem demokrasi multi-partai yang berkembang dengan disiplin yang tulus".

        Dia menjanjikan pemilihan yang bebas dan adil dan penyerahan kekuasaan kepada partai pemenang.

        Juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin NLD lainnya ditangkap pada dini hari.

        Sebuah video yang diposting ke Facebook oleh seorang anggota parlemen menunjukkan penangkapan anggota parlemen daerah Pa Pa Han. Dalam video tersebut, suaminya terlihatmemohon dengan pria berpakaian militer berdiri di luar gerbang. Seorang anak kecil terlihat menempel di dadanya dan meratap.

        Sambungan telepon dan internet di ibu kota Naypyitaw dan pusat komersial utama Yangon terputus dan televisi pemerintah mati setelah para pemimpin NLD ditahan.

        Pasukan dan polisi anti huru hara juga diperketak di Yangon. Para penduduk bergegas ke pasar untuk membeli persediaan dan yang lainnya berbaris di ATM untuk mengambil uang tunai. Bank kemudian menangguhkan layanan karena koneksi Internet yang buruk tetapi akan buka kembali mulai Selasa (2/1/2021).

        Perusahaan asing, dari raksasa ritel Jepang Aeon hingga perusahaan perdagangan Korea Selatan POSCO International dan Telenor Norwegia, bergegas untuk menghubungi anggota staf di Myanmar dan mencermati kondisi di sana.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: