Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakar: BSI Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi Umat

        Pakar: BSI Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi Umat Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dosen IPB University dari Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Manajemen, Dr Irfan Syauqi Beik mengatakan, mergernya tiga Bank Umum Syariah (BUS) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan momentum yang sangat tepat untuk akselerasi penguatan industri perbankan syariah nasional. Menurutnya, upaya merger ini sekaligus untuk penguatan perekonomian umat secara keseluruhan.

        Kehadiran BSI diharapkan juga dapat membuka akses sumberdaya keuangan yang lebih luas bagi pengembangan unit-unit bisnis syariah yang dimiliki umat. Apalagi hal ini diperkuat dengan komitmen keberpihakan BSI pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang diharapkan dapat membantu memitigasi dampak pandemi dan resesi yang dirasakan oleh umat saat ini.

        Sementara di sisi lain berharap agar umat dapat memperkuat keberpihakannya pada BSI. Keberpihakan ini dengan memanfaatkan keberadaan BSI sebagai fasilitator transaksi keuangan dari bisnis yang dilakukan.

        Baca Juga: Ini Tiga Peran Penting BSI Biar Ekonomi dan Keuangan Syariah Berlari Kencang

        “Kita tidak boleh ragu dengan kemampuan teknologi digital banking yang dimiliki bank-bank syariah termasuk BSI. Rasanya tidak ada alasan untuk tidak memanfaatkan bank syariah dalam menunjang kegiatan bisnis yang dilakukan, termasuk transaksi secara online. Antara bank syariah dan umat, keduanya saling membutuhkan dan perlu untuk saling mendukung. Inilah esensi ekonomi berjamaah. Semua saling memperkuat, bahu membahu, sehingga ekosistem perekonomian syariah yang ada akan semakin kuat dan semakin terintegrasi,” ujarnya di Jakarta, Selasa (2/2/2021).

        Dr Irfan menambahkan, dalam konteks perbankan syariah, berjamaah itu hendaknya ditunjukkan baik pada sisi funding. Dengan menabung dan meningkatkan saldo rekening di bank syariah bersama-sama, maupun pada sisi financing, dimana kita memanfaatkan produk-produk pembiayaan syariah untuk memperkuat pengembangan bisnis syariah. Juga pada pemanfaatan produk layanan dan jasa lainnya.

        "Dengan konsep berjamaah atau kolaborasi yang dijalankan ini, diharapkan dapat membantu mempercepat upaya BSI untuk masuk ke dalam kelompok sepuluh bank syariah terbesar di dunia,” ungkapnya.

        Saat ini, bank syariah dengan aset terbesar nomor 10 di dunia menurut The Asian Banker, adalah Bank Rakyat Malaysia. Bank ini yang memiliki total aset hingga RM 109,62 miliar atau setara Rp 381,44 triliun per Desember 2019.

        Artinya, untuk menembus 10 besar diperlukan sinergi bersama seluruh komponen umat agar total aset BSI yang ada bisa melebihi total aset Bank Rakyat Malaysia dan bank-bank syariah global lainnya.

        Ia pun menegaskan, kehadiran BSI bukan semata-mata untuk memperbesar nilai aset perbankan syariah, namun juga untuk memperbesar manfaat sosial dan kemaslahatan yang ada. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari bank syariah, dimana aspek manfaat sosial dan kemaslahatan.

        “Penguatan sisi sosial bank syariah juga diharapkan dapat membantu upaya untuk mereduksi kembali angka kemiskinan, yang saat ini diperkirakan naik menyentuh angka 11-13 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2020. Proyeksi paling optimis menyatakan angka kemiskinan berada di level 10,2 persen. Dengan situasi seperti ini tentu semua institusi ekonomi syariah termasuk BSI, memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat dalam upaya penurunan angka kemiskinan di negara kita,” tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: