Kemunculan Jack Ma beberapa waktu silam masih membuat banyak orang penasaran akan lokasi keberadaannya. Pasalnya, menurut pengamat Jack Ma memang tidak ditahan, tetapi mungkin hanya diminta untuk tidak berbicara. Hal ini karena Jack Ma sangat bernilai bagi ekonomi China.
"Jack Ma punya banyak musuh sejak lama di berbagai sektor ekonomi," ujar Richard McGregor, pengamat dari Lowy Institute. "Dia sangat bernilai bagi ekonomi China dan dia sangat sukses sehingga tidak disentuh, tapi dia memang melanggar batas dengan pidatonya di Shanghai," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari ABC News di Jakarta, Kamis (4/2/21).
Baca Juga: Ant Group Milik Jack Ma Melunak, Rela Restrukturasi di Bawah Pengawasan China
Dalam pidatonya, Jack Ma mengkritik sistem keuangan China. Hal itu membuat Presiden Xi Jinping dan regulator China marah besar. Namun, Jack Ma diyakini tidak ditahan. Bisa dibilang, Jack Ma hanya diberi pelajaran.
"Sejak Alibaba terdaftar di luar negeri, jika Jack Ma ditahan oleh pihak berwenang, saya kira itu bukan rahasia, karena mereka harus mengumumkannya," katanya. "Dia jelas sedang dalam peringatan"
Sejauh ini, regulator keuangan China hanya memberikan sedikit rincian tentang investigasi antitrust terhadap Alibaba.
Pada hari Selasa, Gubernur bank sentral China Yi Gang mengatakan IPO Grup Ant dapat dilanjutkan setelah sepenuhnya mematuhi hukum negara dan telah menangani keluhan pelanggan.
Sebagaimana diketahui, Alibaba tengah diselidiki pemerintah China terkait dugaan monopoli dan IPO Ant Group juga dibatalkan. Namun demikian, bukan berarti mereka akan dilumpuhkan oleh Xi Jinping.
"Saya pikir Alibaba masih akan menjadi sebuah perusahaan substansial dan Jack Ma tentunya masih akan menjadi pebisnis penting. Tapi sayapnya telah dipatahkan," kata Gregor mengibaratkan.
McGregor mengatakan setelah Xi Jinping, Ma adalah orang China paling terkenal berikutnya di China.
"Fakta bahwa Ant tidak dipecah dan Jack Ma telah muncul mengirimkan pesan bahwa negara takkan membunuh platform bisnis internet dan taipannya, tapi untuk memastikan mereka melakukan agenda negara," ujar John Lee, analis senior di Mercator Institute for China Studies (MERICS) di Berlin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: