Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi meninjau isu kudeta Partai Demokrat yang kabarnya berjalan karena Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Menurut Pangi, langkah yang Moeldoko ambil untuk menangani isu tersebut tidak tepat. Mengapa begitu?
"Memang Moeldoko kurang bijak hadapi masalah ini. Beliau katakan jangan bawa-bawa nama Presiden. Bagaimana mungkin beliau malah sebut nama Luhut? Berarti boleh sebut nama Luhut dan lainnya," kata Pangi pada Republika, Jumat (5/2/2021).
Baca Juga: Soal Kudeta AHY, Begini Pengakuan Ketua DPD Demokrat Sulsel
Baca Juga: Moeldoko dan Tudingan Kudeta AHY, Ini Faktanya
Pangi menilai, pernyataan Moeldoko yang mengomparasinya dirinya dengan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) tidak tepat. Dia merasa, komparasi itu dibuat Moeldoko seakan untuk melegalkan pertemuannya membahas Demokrat.
"Harusnya tidak perlu juga komparasi bahwa kalau Luhut yang melakukan itu boleh tidak apa-apa. Itu urusan beliau kenapa lakukan itu? alasannya apa," ujar Pangi.
Atas dasar masalah ini, Pangi mengingatkan Presiden Joko Widodo menindak tegas Moeldoko. Ia khawatir Moeldoko malah akan bertindak semaunya jika tak diberi ketegasan. "Ada potensi abuse of power di lingkaran istana," ucap Pangi.
Sebelumnya, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap, terdapat pihak yang tengah mengancam Partai Demokrat saat ini. Menurut dia, pihak tersebut adalah gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
Berdasarkan kesaksian dan testimoni dari pihaknya, dia menyebut jika gerakan tersebut melibatkan pejabat penting pemerintahan. Bahkan, secara fungsional ada yang berada di lingkaran kekuasaan terdekat Presiden Jokowi.
Adapun Moeldoko mengakui pertemuan di salah satu hotel dengan eks kader Partai Demokrat. Namun, dia tak membeberkan eks kader Demokrat yang hadir dalam pertemuan yang dituding sebagai upaya menggulingkan AHY. Moeldoko membantah mengancam pengurus DPC dan DPD Demokrat untuk mendukungnya sebagai ketua umum Demokrat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: