Penanganan virus COVID-19 di Indonesia khususnya dalam distribusi dan pemberian Vaksin Sinovac sudah berjalan sejak Januari 2021 dan direncanakan pemberian vaksin tahap pertama untuk para tenaga kesehatan akan selesai di akhir Februari 2021. Namun, hingga kini masih banyak keraguan dan penolakan di kalangan masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 ini.
Alasan penolakan diantaranya adalah keraguan atas efektifitas, keamanan dan status kehalalan vaksin COVID-19. Banyaknya hoaks yang beredar di masyarakat seputar vaksinasi dan imunisasi menjadi salah satu penyebab vaccine hesitancy atau keengganan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksinasi.
Baca Juga: BPOM Setujui Penggunaan Darurat Vaksin untuk Lansia | Infografis
Mengingat hal tersebut, Kementerian Kominfo, tim Komunikasi Sosial Politik Masyarakat KPCPEN berkolaborasi dengan, Siberkreasi, serta Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Unicef dan Kitatama kembali menggelar Webinar Digital Society pada hari Rabu (10/2) dengan tema “Stop Hoaks Vaksin dan Penularan COVID-19 di Keluarga bersama Pendekar Biru”, yang memberikan materi tentang strategi komunikasi penanganan COVID-19 dan adaptasi kebiasaan baru melalui program Pendekar Biru serta cara menangkal hoaks vaksin dan COVID-19.
Pembicara pertama di webinar ini adalah Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Siti Nuriya Zamzam, memberikan pengenalan dan penjelasan Program Pendekar Biru. Pendekar Biru yang dimaksud adalah kepanjangan dari “Pendampingan oleh Kader Adaptasi Kebiasaan Baru”, yang salah satu tugasnya adalah mengedukasi masyarakat tentang kesehatan khususnya COVID-19.
"Sasarannya adalah masyarakat setempat dan kami bekerjasama dengan SATGAS setempat agar tidak saling tumpah tindih terkait koordinasi," ujar Siti.
Baca Juga: Survei Global Facebook ungkap 74,12% Orang Indonesia Bersedia Ikut Vaksin
Di sesi kedua, Donny BU, Pendiri ICT Watch/Dewan Pengarah Siberkreasi meluruskan informasi hoaks seputar vaksin COVID-19 serta cara praktis menangkal hoaks vaksin COVID-19 di media sosial. Menurutnya, 90% lebih hoaks yang beredar di masyarakat bersumber dari media sosial, untuk itu pastikan rujukan berita hanya dari situs resmi dan akun media sosial resmi penanganan COVID-19. Donny juga memberikan kiat menangkal hoaks yang bersumber dari keluarga,
“Jangan langsung disalahkan tapi lakukan pendekatan secara personal dan arahkan kepada sumber berita yang resmi dan terpercaya,” ujar Donny.
Tubagus Arie Rukmantara, Partnership Specialist UNICEF Indonesia, sebagai pembicara terakhir di webinar ini memberikan pemaparan komunikasi efektif bagi penyuluh keluarga kepada warga demi membangun pemahaman yang baik tentang pentingnya vaksin Covid-19.
Webinar Digital Society yang dipandu oleh Savero Karamiveta Dwipayana dari Tim Komunikasi Publik KPCPEN sebagai moderator dan diikuti lebih dari 500 peserta lewat aplikasi zoom dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Siberkreasi dan Lawan Covid19 ID. Diharapkan masyarakat mendapatkan pemberitaan media yang akurat, berimbang, dan berkontribusi positif pada upaya penanganan COVID-19 khususnya dalam keberhasilan introduksi Vaksin COVID-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil