5 Fakta Tesla Milik Elon Musk Lebih Pilih Bangun Pabrik di India, Bukan Indonesia
Produsen mobil listrik Elon Musk, Tesla Inc. dikabarkan lebih memilih berinvestasi di India daripada Indonesia. Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc dikabarkan akan mulai membangun pabrik mobil listrik di Selatan India, Karnataka.
"Perusahaan AS Tesla akan membuka pabrik mobil listrik di Karnataka," tulis dokumen pemerintah India, dikutip Reuters, Kamis (18/2/2021).
Baca Juga: Tesla Berpaling ke India, Indonesia Gausah Ngarep!
Lantas apakah pemerintah Indonesia untuk menarik Tesla berinvestasi di negara ini gagal? Berikut fakta-fakta menarik yang telah Okezone rangkum terkait investasi Tesla di Indonesia, Minggu (21/2/2021).
1. Tesla Bangun Pabrik di India
Dikabarkan Tesla perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat akan mulai membangun pabrik mobil listrik di Selatan India, Karnataka.
"Perusahaan AS Tesla akan membuka pabrik mobil listrik di Karnataka," tulis dokumen pemerintah India, dikutip Reuters, Kamis (18/2/2021).
Tesla sedang melakukan uji tuntas untuk real estate perkantoran di wilayah Bangalore dan berencana mendirikan fasilitas R&D. Tesla telah berfokus pada Bangalore karena akan menjadi pusat kendaraan listrik dan bakat manufaktur dirgantara.
2. Ini Kata Kemenko Marves
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto berkomentar terkait hal itu, meski tidak menjabarkan lebih lanjut.
"Maaf, saya ada non-disclosure agreement (perjanjian tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkapkan) apa-apa," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto, Tesla akan kerja sama pada bidang Energy Storage System (ESS).
3. Alasan Tesla Lebih Memilih India
Merespons kabar tersebut, Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, ekosistem industri mobil listrik di India lebih siap dibandingkan Indonesia. Dari aspek inovasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) India jauh mengungguli Indonesia.
Ketertinggalan Indonesia di sektor sumber daya mobil listrik juga dibarengi dengan sistem Incremental Capital Output Ratio (ICOR) atau rasio investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia (output) yang anggap terlalu boros investasi.
Kendala lain adalah kawasan industri mobil listrik. Indonesia baru mencatatkan pembangunan awal, sementara India sudah menyiapkan jahu-jahu hari. Di samping itu, Pemerintah dianggap tidak terlalu meyakinkan manajemen Tesla bahwa potensi ekosistem mobil listrik juga besar.
4. RI Masih Punya Peluang Ciptakan Mobil Listrik
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, Indonesia tidak perlu berharap apalagi cemas terkait hal tersebut. Menurut dia, Indonesia masih punya peluang dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik karena memiliki sumber daya mineral yang berlimpah.
"Kita tidak perlu bergantung pada Tesla karena sumber daya mineral ada di Indonesia. Utamanya bagaimana kita bisa mencari alternatif lain di luar Tesla sehingga tidak bergantung pada satu pihak saja. Jadi tidak perlu berharap dan tidak perlu cemas," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Jumat (19/2/2021).
5. Tesla Pilih Investasi Sistem Penyimpanan di Indonesia
Produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat yakni Tesla berencana untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, Tesla hanya ingin berinvestasi pada sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System (ESS) dahulu dibandingkan baterai untuk kendaraan listrik .
Ketua Tim Percepatan Proyek EV Battery Nasional Agus Tjahajana Wirakusumah menilai bahwa Tesla ingin mengenali terlebih dahulu iklim atau kondisi investasi di tanah air. Sebab, Indonesia merupakan negara tujuan baru investasi bagi Tesla. Saat ini Tesla sedang mempelajari kondisi yang ada di Indonesia. Baik itu mulai dari masalah lingkungan sampai dengan tenaga kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: