Nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak masuk ke dalam daftar kader yang bakal dimajukan dalam pilkada DKI Jakarta mendatang. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai bisa saja nama AHY akan dimunculkan kembali jika revisi Undang-Undang (UU) Pemilu jadi dilakukan dan disepakati Pilkada digelar 2022.
"Ya mungkin saja (dimunculkan kembali) karena AHY lebih diproyeksikan untuk posisi Capres atau Cawapres ya," kata Qodari kepada Republika.co.id, Minggu (21/2).
Menurutnya apa yang dilakukan Partai Demokrat saat ini merupakan strategi untuk menghilangkan kesan bahwa dorongan Pilkada 2022 tersebut adalah untuk memajukan AHY sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta. Namun, Qodari juga menilai bahwa hal tersebut merupakan boomerang untuk Partai Demokrat.
Baca Juga: Warga Turun Tangan saat Banjir, Anies: Banyak Orang Baik Kasih Bantuan Tanpa Foto-foto
Sebab sebelumnya menuding bahwa pembatalan revisi Undang-Undang Pemilu adalah untuk mempersiapkan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Oleh karena itu nama AHY tidak ada di dalam daftar tersebut.
"Singkatnya untuk menghilangkan kesan bahwa agenda pemilu 2022 dari Partai Demokrat adalah untuk memasukan nama AHY agenda Partai Demokrat untuk memajukan nama AHY di pilkada Jakarta, alias menjegal Anies," ujarnya.
Namun demikian, ia melihat tidak dimasukannya nama AHY juga dinilai menjadi persoalan bagi Partai Demokrat. Partai Demokrat akan dianggap tidak konsisten jika pada ujungnya tetap memasukan nama AHY.
"Tapi kalau nggak dimasukan nanti AHY apa nilai lebihnya?"
Qodari menyebutkan, untuk bisa maju dalam pentas nasional, AHY harus memiliki modal cukup. Modal yang dinilai penting dimiliki AHY saat ini untuk bisa maju menjadi calon presiden 2024 mendatang yaitu panggung dan pengalaman.
"Panggung itu ya posisi jabatan publik dan pengalaman itu ya tadi, bisa diperoleh di jabatan publik. Pengalaman menjalankan pemerintahan itu tidak terakomodasi, tidak tersedia dalam jabatan sebagai ketua umum, dan pengalaman itu serta prestasi itu bisa dtunjukan apabila ada jabatan seperti kepala daerah dan menteri," jelasnya.
Sementara AHY saat ini hanya memiliki partai dan penampilan. Namun dua indikator tersebut dinilai tidak cukup. Hal itu karena masyarakat membutuhkan penilaian yang lebih mengenai kemampuan seseorang dalam memimpin.
"Bisa aja sebagai ketua umum, tapi kan berat. Berat karena ketua umum itu dia lebih bersifat internal. Kalau pun misalnya ada capaian-capaian dan ada prestasi-prestasi, itu penilaiannya terbatas komunitas Demokrat. Beda kalau jadi menteri, semua bisa lihat," ucapnya.
Baca Juga: Risma Sesumbar Selalu Diberi Wejangan Megawati soal Politik Hijau
Sebelumnya Partai Demokrat merilis sembilan nama kader yang digadang-gadang maju dalam Pilgub DKI Jakarta mendatang. Dari kesembilan nama tersebut, tidak ada nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengungkapkan alasan partainya tak menjagokan lagi AHY dalam Pilgub DKI Jakarta yang akan datang.
"Mas Ketum AHY fokus pada konsolidasi internal dan eksternal untuk mempersiapkan Partai Demokrat menghadapi Pemilu 2024. Mengawal dan membesarkan partai dengan mewujudkan tri sukses Pemilu. Sukses Pilkada, sukses Pileg dan sukses Pilpres," kata Kamhar kepada Republika, Minggu (21/2).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti