Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Polri Ngaku Sudah Berkali-kali Mediasi Kasus 4 Ibu-ibu yang Dipenjara, 'Pelapornya Ngotot!'

        Polri Ngaku Sudah Berkali-kali Mediasi Kasus 4 Ibu-ibu yang Dipenjara, 'Pelapornya Ngotot!' Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan Polres Lombok Tengah telah berkali-kali melakukan mediasi terhadap empat orang ibu rumah tangga (IRT) di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

        “Memang kita sudah melakukan mediasi banyak. Sudah 9 kali Kapolres Lombok Tengah mediasi tanpa lelah,” kata Argo di Mabes Polri, Jakarta pada Selasa, 23 Februari 2021.

        Namun kata Argo, upaya dari Polres Lombok Tengah memediasi empat orang ibu rumah tangga bernama Hultiah (tersangka 1), Nurul Hidayah (tersangka 2), Martini (tersangka 3), dan Fatimah (tersangka 4) tidak pernah bisa berhasil.

        "Mediasi pertama, kedua sampai sembilan kali enggak pernah berhasil karena pelapornya ngotot. Sudah ada datanya semua yang dilakukan Polda NTB,” ujarnya.

        Akhirnya kata Argo, penyidik pun tetap melakukan proses hukum kasus yang dilaporkan pemilik pabrik rokok terhadap empat tersangka tersebut. Namun kata dia, polisi tidak melakukan penahanan terhadap mereka.

        “Kasus berlanjut dan sudah ada P-21 (dinyatakan lengkap oleh jaksa). Polisi tidak melakukan penahanan dan mediasi tidak menemukan titik temu. Penyidik sudah dievaluasi Wasrik (pengawasan dan pemeriksaan) oleh Irwasda,” ujarnya.

        Sebelumnya empat ibu rumah tangga (IRT) di Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mendekam di balik jeruji Kejaksaan Negeri Praya. Dua dari mereka harus membawa bayi dan balita mereka berada di balik jeruji karena mesti menyusui.

        Empat IRT itu sebelumnya melempar pabrik rokok yang di Dusun Eat Nyiur sebagai bentuk protes karena polusi yang ditimbulkan dan justru pabrik memilih mempekerjakan orang luar dibanding warga setempat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: