Perekonomian dunia yang lesu akibat pandemi Covid-19, membuat Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan ekspor ke negara-negara tradisional. Untuk itu Menteri Perdagangan Muhammad lutfi mengatakan Indonesia tengah menyiapkan alternatif dengan mendorong pasar di negara non-tradisional yang ekonominya tengah tumbuh pesat.
“Kita sudah menyiapkan beberapa pasar non tradisional yang sudah kita pantau dan pelajari. Biasanya negara-negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas 5%,” kata Lutfi dalam pembukaan Rapat Kerja Kementrian Perdagangan 2021 pada Kamis (4/3/2021).
Baca Juga: Produk Disabilitas Jabar Layak Ekspor, Tapi...
Lebih lanjut Lutfi mengungkapkan sejumlah negara non-tradisional tersebut diantaranya Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan dan Kyrgyzstan. Kelima negara tersebut tergabung dalam The Eurasian Economic Union (EAEU).
Berikutnya The East African Community (EAC) atau Komunitas Afrika Timur. Mereka terdiri dari enam anggota yakni Burundi, Kenya, Rwanda, Tanzania, South Sudan dan Uganda. Selanjutnya The Economic Community of West African States (ECOWAS). Negara terbesarnya Nigeria, Pantai Gading dan Ghana.
“Terakhir negara-negara Amerika Latin,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan Kasan menambahkan bahwa di dalam melakukan penetrasi pasar nontradisional, peran pasar berkembang akan semakin besar di masa yang akan datang. Negara-negara emerging market akan berkontribusi sekitar 71% dari ekonomi dunia dan 51% berada di kawasan Asia.
“Selain Asia, Afrika menjadi salah satu penyumbang komoditas primer yang harganya akan tinggi. Artinya, akan ada persaingan untuk mendapatkan komoditas primer di kawasan Asia dan Afrika sebagai bahan baku untuk diproduksi menjadi barang jadi oleh negara-negara emerging market,” ungkapnya.
Kasan melanjutkan, penetrasi pasar melalui kota-kota besar di pasar ekspor nontradisional juga menjadi perhatian. Ke depan, kota-kota di kawasan negara emerging market berpotensi besar untuk terus tumbuh perekonomiannya.
“Oleh karena itu, dengan memanfaatkan perjanjian dagang yang sudah dimiliki Indonesia, kota-kota besar di kawasan Asia dan Afrika akan menjadi kontribusi besar masuknya produk-produk dari negara lain, termasuk Indonesia,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: