Pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Medan, Sumatera Utara menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun dilengserkan dari posisi sebagai ketua umum partai berlambang mercy tersebut.
“Terjadinya kongres luar biasa kemarin, akibat dari ketidakpercayaan para pendiri, baik di Jakarta maupun seluruh Indonesia. Kepercayaan kepada SBY sudah tidak dipercaya lagi, karena SBY hanya membawa Demokrat hanya ke puncak kejayaan di tahun 2009,” ujar Pendiri Partai Demokrat, Etty Manduapessy, dikutip dari channel Bergerolah, Jumat (12/3/2021).
Setelah tahun 2009, kata dia Demokrat anjlok di tahun 2014 sampai 2019. Karena pada tahun itu rakyat murka dan SBY dinilai ingkar janji kepada masyarakat bahwa selama pemerintahan dia tak ada lagi KKN.
Baca Juga: Drama Demokrat Berlarut-larut, Pemerintah Segeralah Turun Tangan!
“Disitulah puncak kejatuhan Demokrat atas jatuhnya kepercayaan rakyat. Karena pada waktu itu 2014, SBY masih presiden dan ia merangkap ketum Partai Demokrat. Kenapa dia jatuh? Artinya rakyat hilang kepercayaan itu sudah lari ke partai lain. Mereka sudah tidak percaya dengan Demokrat,” bebernya.
Akibatnya kata Etty, pendiri Partai Demokrat menilai SBY tidak mampu memimpin Demokrat. Dan mencari pemimpin baru untuk bursa pemilhan presiden (pilpres) 2024.
“Disitulah para pendiri berkesimpulan, untuk lagi mencapai puncak itu SBY sudah tidak dipercaya lagi. Kesimpulan kita sby sudah tidak mampu lagi, dan tidak lagi dipercaya lagi. Untuk itu pendiri seluruh Indonesia Partai Demokrat berkesimpulan kita perlu untuk mencari pemimpin baru. Karena pemimpin baru yang kita rencanakan itu sudah 2 tahun lalu,” terangnya.
Dia juga membantah bahwa tuduhan kudeta yang didalangi oleh Moeldoko tidak benar. Pihaknya melengserkan AHY dari ketua umum sesuai dengan peraturan di partai.
“Jadi aja yang menuduh Moeldoko kudeta tidak benar. Kalau Moeldoko kudeta kita sudah ambil semua kekuasaan seperti yang di Myanmar. Kita ikut jalur demokrasi, kita ciptakan KLB karena para pendiri sudah kehilangan kepercayaan kepada SBY,” pungkasnya.
Sebelumnya, Mantan Presiden RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, Moeldoko telah mendongkel dan merebut posisi Ketua Umum (Ketum) Demokrat sah yang diduduki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Padahal, kepemimpinan AHY sudah disahkan satu tahun lalu oleh negara melalui Kementerian Hukum dan HAM.
Baca Juga: Dibongkar Mahfud MD, Pak Jokowi Happy-Happy Respons Moeldoko, Eh Disamber Rocky Gerung
"Sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini, memang banyak yang tercengang, banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini," tutur SBY dalam sebuah tayangan video beberapa waktu lalu.
SBY menyayangkan sikap Moeldoko yang pada saat itu, sebelum digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) justru mengatakan, bahwa pertemuan dengan sekelompok mantan kader Demokrat hanyalah sekadar acara minum kopi.
Padahal, saat itu, SBY mengatakan bahwa beberapa pihak meyakini Moeldoko pasti akan mendapatkan sanksi dari atasannya yaitu Presiden Joko Widodo karena keterlibatan gerakan kudeta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti