Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hari Raya Nyepi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Tutup Selama 24 Jam

        Hari Raya Nyepi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Tutup Selama 24 Jam Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi -

        Perusahaan pengelola bandara, PT Angkasa Pura I (Persero) mengumumkan penghentian sementara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.

        Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, menjelaskan penutupan salah satu bandara andalannya itu adalah untuk menghormati perayaan Nyepi tahun baru Caka 1943/2021 Masehi yang jatuh pada hari Minggu, 14 Maret 2021.

        "Maka I Gusti Ngurah Rai Bali akan melakukan penghentian operasional bandara selama 24 jam," kata Faik dalam keterangan pers dikutip Sabtu (13/3/2021). Penghentian sementara dimulai pada Minggu, 14 Maret 2021 pukul 06.00 WITA.

        Selanjutnya akan kembali beroperasi pada Senin, 15 Maret 2021 pukul 06.00 WITA. Sekurangnya 84 penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali akan dihentikan sementara selama pelaksanaan Nyepi.

        Baca Juga: KNKT Akhirnya Jelaskan Kronologi Penerbangan Sriwijaya Air SJ 182

        Dalam rangka menghormati pelaksanaan ibadah umat Hindu di Bali pihak pengelola telah berkoordinasi dengan berbagai stakeholder terkait. Utamanya dengan maskapai penerbangan.

        "Tentunya dengan melakukan penyesuaian tidak melakukan penjualan tiket penerbangan untuk rute dari dan menuju Bali selama pelaksanaan Nyepi," ujar Faik Fahmi.

        Dari data, diperoleh informasi bahwa sebanyak 41 penerbangan kedatangan dan 43 penerbangan keberangkatan akan berhenti beroperasi sementara selama 24 jam.

        Maskapai Garuda Indonesia menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terdampak paling banyak, yaitu 23 penerbangan.

        Sedangkan untuk rute dengan penerbangan terdampak paling banyak adalah penerbangan dari/ke Bandara Soekarno-Hatta (CGK) dengan 31 penerbangan, disusul penerbangan dari/ke Bandara Juanda Surabaya (SUB) dengan 10 penerbangan.

        Bandara Internasional Lombok dan Bandara Komodo di Labuan Bajo berada di urutan ketiga, dengan jumlah penerbangan terdampak yang sama, yaitu 8 penerbangan.

        Hari Raya Nyepi di tahun ini berdekatan dengan libur Isra' Miraj di hari Kamis (11/03) kemarin, yang juga berdekatan dengan akhir pekan. "Untuk jumlah penumpang yang terlayani jelang akhir pekan ini, kami mencatat pertumbuhan jumlah penumpang yang cukup konsisten," katanya.

        Di tanggal 11 Maret kemarin, tercatat sebanyak 87.287 penumpang terlayani, tumbuh 4 persen dibanding penumpang di hari sebelumnya, Rabu (10/3), dengan 83.896 penumpang.

        Bahkan di tanggal 10 Maret, tumbuh sebesar 29 persen dibanding di hari sebelumnya, di mana di tanggal 9 Maret terdapat 64.903 penumpang yang terlayani.

        Adapun penghentian operasional bandara ini didasarkan melalui diterbitkannya Notice to Airmen (NOTAMN) Nomor 0357/21 NOTAMN. Isinya berupa pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia terkait penghentian sementara operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali selama berlangsungnya Hari Raya Nyepi.

        Dia menjelaskan, Nyepi tahun ini merupakan pertama kalinya di mana hampir tidak ada penerbangan berjadwal rute internasional dari dan menuju Bali. Kondisi ini akibat dampak dari pandemi global Covid-19. Meski demikian, maskapai di seluruh dunia telah mendapatkan informasi.

        "Personel kami di Bandara I Gusti Ngurah Rai juga tetap stand by untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat, seperti emergency landing dan medical evacuation," tambah Faik Fahmi.

        Untuk mengantisipasi peningkatan trafik dan lonjakan jumlah penumpang di periode libur kali ini. manajemen menerapkan berbagai kebijakan, di antaranya adalah dengan pengoperasian seluruh gate dan ruang tunggu keberangkatan jika terjadi trend lonjakan penumpang.

        Penyiapan kursi single seat untuk penumpang sehingga physical distancing dapat terjaga, serta memastikan kesiapan pelayanan rapid test di setiap bandara.

        "Tidak ketinggalan, personel kami selalu memastikan semua alur dan prosedur protokol kesehatan di bandara tetap terjaga, dengan tanpa mengurangi kualitas layanan," tegas Faik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: