Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Macron Bidik Penguncian Wilayah Paris Selama Sebulan karena...

        Macron Bidik Penguncian Wilayah Paris Selama Sebulan karena... Kredit Foto: Antara/Ludovic Marin/Pool via REUTERS
        Warta Ekonomi, Paris -

        Prancis kembali memberlakukan lockdown atau karantina wilayah selama sebulan di Paris dan beberapa wilayah bagian utara, Kamis (18/3/2021). Ini dilakukan ketika program peluncuran vaksin tersendat dan penyebaran varian virus corona yang sangat menular memaksa Presiden Emmanuel Macron untuk mengubah arah.

        Sejak akhir Januari, ketika Macron menentang seruan para ilmuwan dan beberapa orang di pemerintahannya untuk memberlakukan lockdown negara, Macron mengatakan dia akan melakukan apa pun untuk menjaga ekonomi terbesar kedua di zona euro itu terbuka. Namun, pekan ini Macron mau tak mau menindak kebijakan pembatasan juga ketika Prancis dan negara-negara Eropa lainnya menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZenca.

        Baca Juga: Awas, Laut Merah Jadi Arena Baru Latihan Gabungan Mesir dan Prancis

        Perdana menteri Prancis Jean Castex mengatakan, Prancis berada dalam cengkeraman gelombang ketiga perihal varian ganas yang pertama kali terdeteksi di Inggris. Varian Inggris sekarang mencakup sekitar 75 persen kasus.

        Bangsal perawatan intensif berada di bawah tekanan yang parah, terutama di Paris yang mencatat tingkat insiden melebihi 400 infeksi di setiap 100 ribu penduduk.

        "Epidemi semakin parah. Tanggung jawab kami sekarang adalah tidak membiarkannya lepas dari kendali kami," kata Castex dalam konferensi pers.

        Prancis melaporkan 35 ribu kasus baru pada Kamis (18/3) waktu setempat dan ada lebih banyak pasien COVID dalam perawatan intensif di Paris daripada di puncak gelombang kedua.

        Castex menilai sekarang adalah waktunya untuk memperketat pembatasan. "Empat minggu, waktu yang dibutuhkan agar langkah-langkah tersebut menghasilkan dampak yang cukup. (Ini) waktu yang kita butuhkan untuk mencapai ambang batas dalam vaksinasi yang paling rentan," tutur Castex.

        Lockdown akan dimulai mulai Jumat tengah malam di 16 departemen yang paling terpukul di Prancis, kecuali satu di Mediterania, yang membentuk koridor dari kota pelabuhan Calais di utara Channel ke ibu kota. Salon, toko pakaian, dan toko furnitur harus tutup, meskipun toko buku dan toko lain yang menjual barang-barang penting tetap buka.

        Sekolah akan tetap buka dan orang akan diizinkan berolahraga di luar ruangan dalam radius 10 km dari rumah mereka. Bepergian keluar dari area yang paling parah terkena dampak tidak akan diizinkan tanpa alasan yang kuat.

        "Pergilah ke luar ruangan, tetapi jangan berpesta dengan teman-teman," kata perdana menteri.

        Castex mengatakan, Prancis akan melanjutkan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca setelah Badan Obat-obatan Eropa mengonfirmasi bahwa vaksin itu aman. Berusaha untuk menopang kepercayaan publik terhadap vaksin Anglo-Swedia, yang kritis jika Prancis ingin mencapai targetnya, Castex mengatakan dia akan mendapatkan suntikan vaksin pada Jumat.

        "Saya yakin kepercayaan publik terhadap vaksin itu akan pulih," katanya, meskipun dia mengakui itu mungkin membutuhkan waktu.

        Meskipun Macron berhenti memerintahkan lockdown nasional, lockdown lokal dapat diperpanjang ke wilayah lain jika diperlukan dan mungkin memperlambat pemulihan ekonomi negara.

        Wilayah Paris adalah rumah bagi hampir seperlima populasi dan menyumbang 30 persen aktivitas ekonomi. Jam malam nasional yang diberlakukan sejak pertengahan Desember tetap berlaku, meskipun akan dimulai satu jam kemudian, pada pukul 7 malam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: