Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Impor Beras Timbulkan Polemik, Mendag Siap Mundur!

        Impor Beras Timbulkan Polemik, Mendag Siap Mundur! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Muhammad Lutfi menyatakan siap mundur dari jabatan Menteri Perdagangan (Mendag) terkait rencana impor beras 1 juta ton yang menimbulkan polemik.

        "Kalau memang saya salah, saya siap berhenti. Tidak ada masalah, tapi saya harus mengambil keputusan terhadap putusan-putusan yang tidak populer," kata Lutfi saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada Senin (22/3/2021).

        Baca Juga: Banjir Beras Impor Picu Banjir Air Mata

        Sebenarnya, agenda rapat kerja antara Komisi VI DPR dan Kementerian Perdagangan bukan soal impor beras, melainkan pembahasan RUU tentang Persetujuan Kemitraan Ekonomi Kreatif Indonesia dengan Negara-Negara EFTA. Namun, di akhir rapat para anggota komisi VI DPR menanyakan wacana impor beras tersebut.

        Lutfi yang hadir bersama Wakil Menteri Perdagangan itu mengungkapkan bahwa keputusan impor beras itu telah diputuskan pemerintah dalam rapat kabinet sebelum dirinya dilantik pada 23 Desember 2020.

        "Sebelum saya datang 23 Desember sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet: memutuskan bahwa Bulog tahun 2021 harus mepunyai cadangan iron stock. Salah satunya pengadaan 500 ribu bisa dari impor. Jadi, waktu saya datang saya hanya menghitung jumlahnya," paparnya.

        Berdasarkan perhitungan Kementerian perdagangan, stok akhir yang akan dimiliki Bulog masih kurang dari 1 juta ton beras. Pasalnya, dari stok beras yang tersedia di gudang Bulog saat ini sekitar 800 ribu ton, 300 ribu ton di antaranya merupakan sisa impor 2018.

        Sementara itu, di sisi lain, Bulog memiliki tugas operasi pasar sekitar 80 ribu ton per bulan atau setara dengan 1 juta ton per tahun. "Bulog hari ini bisa cadangan berasnya di bawah 500 ribu. Itu yang saya takutkan. Karena dengan 500 ribu itu, pemerintah bisa dipojokkan pedagang dan spekulan," tegasnya.

        Lutfi pun menjamin tak akan ada impor di tengah panen raya asalkan hasil produksi petani dapat diserap dengan optimal oleh Bulog. "Tidak ada beras impor ketika panen raya. Ini semua tidak ada impor beras setelah panen raya. Jadi, saya ingin menenangkan semua," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: