Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Elektabilitas Demokrat Melesat, PDIP Anjlok, Gak Disangka-sangka Partai Ummat Berkibar

        Elektabilitas Demokrat Melesat, PDIP Anjlok, Gak Disangka-sangka Partai Ummat Berkibar Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam setahun terakhir, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap menjadi partai politik unggulan. Meskipun demikian temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas PDIP anjlok. Sebaliknya Partai Demokrat (PD) mengalami lonjakan elektabilitas, demikian pula dengan PKS dan PSI yang juga naik elektabilitasnya.

        PDIP sebagai partai berkuasa yang utama berhasil memenangkan dua pemilu berturut-turut pada 2014 dan 2019. Dengan elektabilitas yang masih tinggi, PDIP berpeluang menang lagi pada Pemilu 2024. Di kubu oposisi, Demokrat bisa menjadi tantangan bagi PDIP. Sementara itu parpol baru Ummat yang digawangi pendiri PAN Amien Rais diam-diam membuat kejutan.

        “Elektabilitas PDIP jeblok, sebaliknya dengan Demokrat yang melesat, begitu pula dengan PKS dan PSI elektabilitasnya bergerak naik dalam empat bulan terakhir, serta Partai Ummat mulai berkibar,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Senin (22/3/2021).

        Baca Juga: Anies Populer di Kalangan Muda, Eh Tapi Keok di Seluruh Populasi Pemilih

        Pada survei Maret 2020 elektabilitas PDIP mencapai 31,7%, turun menjadi 29,2% Juli dan 30,4% pada November, sekarang turun lagi menjadi 23,9%. Demokrat dari 4,6% pada Maret 2020 turun menjadi 3,8 pada Juli dan 3,5 pada November 2020, kini partai tersebut melejit menjadi 7,3%. Baca juga: Elektabilitas Demokrat Bisa Meroket Jika Lolos dari KLB

        Begitu juga dengna PKS dari 6,7% pada Maret 2020 turun menjadi 5,7% Juli 2020 dan 5,5% pada November. Saat ini, PKS naik lagi menjadi 6,4%. Sedangkan PSI dari 2,8% pada Maret 2020 naik menjadi 4,1% pada Juli dan 4,3% pada November. Saat ini terus naik menjadi 4,5%. Sementara Partai Ummat memulai debut dengan 0,1% pada November 2020 kini elektabilitasnya mencapai 1,5%, melampaui PAN yang meraih 1,1%.

        Sesudah PDIP, urutan kedua ditempati Gerindra dari 14,5% pada Maret 2020, kemudian turun menjadi 13,7% pada Juli dan 13,2% pada November dan kini sebesar 12,7% dan Partai Golkar 8,9% pada Maret 2020 kemudian turun menjadi 8,3% pada Juli dan 8,1% pada November dan saat ini 8,0%.

        Di papan tengah PKB dari 5,9% pada Maret 2020 turun menjadi 5,8% pada Juli kemudian 5,6% pada November dan saat ini 5,3%. Begitu juga dengan PPP dari 3,1% pada November 2020 kemudian turun menjadi 2,8% pada Juli kemudian 2,6% pada November dan saat ini 2,4%, dan PAN dari 1,6% pada Maret 2020 kemudian turun menjadi 1,4% di Juli kemudian 1,2% pada November dan kini mencapai 1,1%.

        Pada papan bawah Partai Hanura dari 0,9% pada Maret 2020 kemudian turun menjadi 0,8% pada Juli kemudian 0,7 pada November dan saat ini 0,6%, Partai Gelora dari 0,2% pada November 2020 saat ini menjadi 0,3%, dan Berkarya dari 0,6% pada Maret 2020 turun menjadi 0,5% pada Juli kemudian turun 0,4% pada November dan saat ini 0,2%. PBB, PKPI, Garuda, dan Masyumi tidak mendapat dukungan, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 21,9%.

        Survei CPCS dilakukan pada 5-15 Maret 2021, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: