Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Akhirnya Terkuak Juga! Orang Pro-Jokowi, Si Denny Siregar Ngaku Sejadi-jadinya: Dulu...

        Akhirnya Terkuak Juga! Orang Pro-Jokowi, Si Denny Siregar Ngaku Sejadi-jadinya: Dulu... Kredit Foto: Instagram/Denny Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial, Denny Siregar, menceritakan masa lalunya sendiri. Hal tersebut ia nyatakan langsung dalam akun Facebook melalui catatan yang berjudul Surat untuk Anak Lelakiku.

        Denny menceritakan masa lalunya saat kuliah di jurusan yang tidak dikehendaki. Pasalnya, ia mengaku ingin masuk di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), namun sang ayah memintanya untuk masuk jurusan ekonomi.

        Hal tersebut mengakibatkan dirinya tidak sepenuh hati menjalani kuliah, bahkan hanya hura-hura dan mabuk-mabukan.

        "Ayahku memaksaku masuk ekonomi. Karena pada masa itu, seniman adalah pekerjaan yang tidak jelas sandang pangan. Setelah sempat terjadi keributan antara ayah dan anak, akhirnya aku menyerah. Itu juga karena ayah sedang sakit parah. Akhirnya, aku masuk jurusan yang aku tidak suka. Dan tahu sendiri apa yang terjadi akhirnya, malas belajar, hura-hura, mabok-mabokan, dan akhirnya makin gak jelas ke mana masa depan," tuturnya.

        Baca Juga: Mengintip Perjalanan Bisnis Denny Santoso, dari Modal Rp2,5 Juta hingga Sukses Raup Puluhan Miliar!

        "Untung doa ibu menyelamatkan sehingga pelan-pelan semua rasa frustrasi itu bisa ditekan. Dan kembali ke jalan yang benar sambil terus berusaha menemukan passion-ku yang telah lama hilang," tambah dia.

        Baca Juga: Denny Siregar Bikin Geger Lagi: Daripada Anies Jadi Presiden, Gua Rela Jokowi 7 Periode

        "Dari pengalaman itu, kudekati anakku yang galau. Dan kami ngobrol selayaknya teman, di sebuah cafe berjam-jam. Antar-lelaki. Bukan antar-ayah dan anak," lanjut pria yang merupakan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.

        Berikut catatan lengkap Denny Siregar:

        SURAT UNTUK ANAK LELAKIKU

        "Pah, aku keterima di PTN.."Telepon anakku malam-malam. Dia gembira. Dan aku sebagai ayahnya, pasti ikut gembira.

        Berbulan-bulan dia galau, harus masuk kemana ? Nanti besar mau jadi apa ? Pilihanku cocok atau tidak ? Itu terus yang jadi pertanyaannya. Pilihannya berubah-ubah. Kadang mau jadi tentara. Kadang mau masuk sekolah intelijen. Tiba-tiba pengen jadi pengacara.

        Jadi teringat dulu ketika aku seusia dia. Aku bilang ke ayahku, "Aku pengen masuk IKJ !" Ayahku terdiam. Wajahnya tampak tidak senang. "Mau makan apa nanti kalau besarnya jadi seniman ??" Ayahku memaksaku masuk ekonomi. Karena pada masa itu, seniman adalah pekerjaan yang tidak jelas sandang pangan.

        Setelah sempat terjadi keributan antara ayah dan anak, akhirnya aku menyerah. Itu juga karena ayah sedang sakit parah. Akhirnya aku masuk jurusan yang aku tidak suka. Dan tahu sendiri apa yang terjadi akhirnya, malas belajar, hura-hura, mabok-mabokan dan akhirnya makin gak jelas kemana masa depan.

        Untung doa ibu menyelamatkan, sehingga pelan-pelan semua rasa frustasi itu bisa ditekan. Dan kembali ke jalan yang benar sambil terus berusaha menemukan passionku yang telah lama hilang.

        Dari pengalaman itu, kudekati anakku yang galau. Dan kami ngobrol selayaknya teman, di sebuah cafe berjam2. Antar lelaki. Bukan antar ayah dan anak.

        "Hidupmu nanti adalah hidupmu. Bukan hidupku. Kebahagiaanmu nanti adalah milikmu, bukan punyaku. Pilih apa yang kau senangi dalam hidupmu..Berjalanlah dengan  keputusan yang kamu ambil dan hadapi resiko dari keputusan itu. Apapun itu, aku tetap bangga padamu.." Kataku sambil menyeruput kopi hitam di depan.

        Baca Juga: Mengintip Perjalanan Bisnis Denny Santoso, dari Modal Rp2,5 Juta hingga Sukses Raup Puluhan Miliar!

        "Aku pengen jadi sutradara.." katanya malu-malu. Mungkin merasa bahwa itu bukan pilihan yang tepat, tapi itulah yang dia senangi sekarang ini. "Kalau begitu, daftarlah. Jadi apapun, yang penting jadi sebaik-baiknya.." Nasehatku.

        Dan disitulah kegembiraan terbesarku, ketika dia berhasil mengetuk pintu keinginannya dan pintu itu terbuka. Tidak ada yang menghalangi. Tidak juga aku sebagai ayahnya. Mimpinya bukan mimpiku. Aku tidak boleh memaksakan dia seperti keinginanku. Tugasku hanya mengantarnya saja...

        Selamat ya, boy. Bersenang-senanglah dalam duniamu. Karena apapun yang dilakukan dengan rasa senang, pasti buahnya akan matang. Dan ketika matang, bagikan ke banyak orang yang membutuhkan.

        Peluk cium dari aku. Yang masih berada di tempat jauh, sambil seruput secangkir kopiku. Seorang ayah yang bangga padamu. 

        Baca Juga: Denny Siregar Bikin Geger Lagi: Daripada Anies Jadi Presiden, Gua Rela Jokowi 7 Periode

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: