Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rizal Ramli Telat! Masa Baru Ngaku Pernah Dibujuk Pimpin Demokrat, Tapi Nggak Diterima Karena...

        Rizal Ramli Telat! Masa Baru Ngaku Pernah Dibujuk Pimpin Demokrat, Tapi Nggak Diterima Karena... Kredit Foto: Instagram Rizal Ramli
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonom senior, Rizal Ramli, melontarkan kritik kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai telah mengubah arah partai berlambang mercy tersebut menjadi sebuah partai keluarga.

        Rizal Ramli mengaku kecewa dengan SBY yang tidak bisa mengimplementasikan prinsip-prinsip demokrasi di Partai Demokrat.

        "Saya agak kecewa dengan SBY karena SBY kan terdidik, mengerti prinsip-prinsip demokrasi. Kok bisa segitunya saking sayang anaknya, makin lama Partai Demokrat jadi partai keluarga? Semua anak-anak SBY jadi pengurus dan sebagainya, keputusan utama ditentukan oleh keluarga SBY doang," kata Rizal Ramli dalam perbincangan dengan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun di kanal YouTube Refly Harun bertajuk Live!! 3,5 Tahun Saya Ditawari Jadi Ketum Demokrat! #Dicecar With Rizal Ramli seperti dilihat di Jakarta, Rabu (24/3/2021).

        Baca Juga: Dengerin Nih, SBY! Rizal Ramli Aja Ngaku Kecewa: Saking Sayang Anak...

        Ia juga mengaku bahwa dirinya pernah menolak tawaran pendiri Partai Demokrat, yakni Ventje Rumangkang untuk memimpin partai tersebut. Ia menjelaskan bahwa Ventje membujuknya terus-menerus. Namun setelah tiga kali pertemuan, dia memutuskan untuk menolak tawaran tersebut.

        "Saya memutuskan untuk tidak terlibat karena saya ada sungkannya sama SBY, teman, dengan harapan saya pikir SBY mungkin bisa belajar melakukan koreksi diri," jelasnya.

        Menurut dia, demokrasi di internal parpol sangatlah penting. Namun, kini banyak orang melupakan hal tersebut. Ia mengaku dirinya sangat tidak feodal.

        "Karena saya tidak percaya bangsa yang feodal itu bisa maju, sama dengan Bung Karno, enggak percaya kalau bangsa ini feodal bisa maju. Sayangnya kita terlalu fokus dengan demokrasi eksternal, antara institusi negara, tapi kita lupa membenahi demokrasi internal," kata Rizal Ramli.

        Menurut dia, percuma punya sistem yang demokratis, tetapi partai-partainya feodal, tidak demokratis secara internal.

        "Jadi kayak perusahaan keluarga, akhirnya mereka tidak memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsanya, nah ini berlaku tidak hanya pada Partai Demokrat, berlaku juga mohon maaf PDIP, Mba Mega, berlaku dengan lain-lainnya juga, Gerindra, dengan NasDem," katanya.

        Baca Juga: Berdiri di Demokrat Kubu Moeldoko, Max Sopacua: Cara SBY Bak Kompeni

        "Kepada Pak SBY saya juga minta, you are well educated, sangat terdidik, mengerti sistem demokrasi, ubah dong partainya agar supaya lebih demokratis jangan hanya jadi partai keluarga," ujarnya. 

        Maka itu, Rizal Ramli ingin partai politik di Indonesia dibiayai sepenuhnya oleh negara. Sistem itu, kata dia, mengadopsi negara lain di antaranya di Eropa atau Skandinavia.

        "Tidak dibiayai bandar, cukong, sehingga dia terpilih, dia mengabdi pada rakyat, seperti di Eropa, Australia, New Zealand, dan Skandinavia," kata Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Industri era Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.

        Baca Juga: Tampar SBY-AHY, Demokrat Kubu Moeldoko: Yakin Menang? Kok Panik?

        Rizal Ramli menilai kesejahteraan rakyat di negara-negara itu, seperti Eropa, Australia, New Zealand dan Skandinavia itu lebih bagus.

        "Keadilan sosial dan sistem jaminan sosial, rakyatnya lebih bagus dibandingkan negara sistem bandar ala Amerika, partai politiknya," imbuhnya.

        Sebelumnya sempat beredar video pernyataan istri muda pendiri Partai Demokrat, Ventje Rumangkang, Mery Kusumati. Mery menyambut gembira terlaksananya KLB Demokrat.

        "Hal ini tentu ikut disambut gembira Ventje di alam yang berbeda. Karena perjuangannya dilanjutkan oleh sejumlah orang yang menggelar KLB," ujarnya.

        Menurut dia, Ventje tidak ingin Partai Demokrat menjadi partai keluarga. Padahal, prinsip pendirian partai ini adalah partai terbuka. Mengakomodir para kader, tapi itu tidak terjadi.

        Nah, mendengar pengakuan istri muda Ventje ini, Rizal Ramli langsung nyamber. Ekonom senior itu mengaku pernah bertemu tiga kali dengan Ventje, yang merupakan salah satu pendiri partai berlambang mercy itu. Dalam pertemuannya, Rizal mengklaim Ventje prihatin, Partai Demokrat menjadi partai milik keluarga.

        "Almarhum sangat prihatin Partai Demokrat berubah dari partai terbuka jadi partai keluarga, yang makin lama makin merosot suaranya," tulis eks Menko Kemaritiman itu di akun Twitter pribadinya @RamliRizal, Jumat (19/3/2021).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: