Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waskita Karya Tekor Rp7,38 Triliun Sepanjang Tahun 2020

        Waskita Karya Tekor Rp7,38 Triliun Sepanjang Tahun 2020 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan kerugian bersih sebesar Rp7,38 triliun sepanjang tahun 2020. Nilai tersebut berbanding terbalik dari tahun 2019 lalu ketika Waskita Karya masih mencatatkan keuntungan bersih sebesar Rp938,14 miliar.

        Berbaliknya performa laba menjadi negatif sejalan dengan pendapatan Waskita yang terkoreksi 48,42% dari Rp31,39 triliun pada Desember 2019 menjadi Rp16,19 triliun pada Desember 2020. Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, pendapatan Waskita disumbang paling besar dari bisnis konstuksi meskipun angkanya menurun dari Rp28,65 triliun pada Q419 menjadi Rp14,23 triliun pada Q420. Baca Juga: Ada Gula Ada Semut, Duit Belasan Triliun Rupiah Bikin Investor BRI Berebut!

        Hampir semua sumber pendapatan Waskita Karya juga mengalami penurunan, termasuk dari penjualan precast yang turun secara tahunan dari Rp1,94 triliun menjadi Rp764,31 miliar. Kemudian, pendapatan jalan tol menurun dari sebelumnya Rp488,79 miliar menjadi Rp390,60 miliar. Begitu pula dengan pendapatan properti, kontribusinya tercatat lebih rendah, yakni dari Rp215,55 miliar menjadi Rp450,75 miliar.  Baca Juga: Jiayou Rupiah! Gantian Dolar AS yang Berdarah-Darah!

        Pendapatan hotel serta pendapatan gedung dan peralatan masing-masing menurun menjadi Rp26,66 miliar menjadi Rp376,20 juta. Meskipun begitu, Waskita membukukan bunga jasa konstruksi yang tahun lalu tercatat Rp0 menjadi Rp262,23 miliar pada tahun 2020. Pendapatan infrastruktur lainnya mengalami kenaikan dari angka Rp51,97 miliar menjadi Rp60,81 miliar. 

        Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, mengungkapkan bahwa pandemi sepanjang tahun 2020 lalu terlah berdampak signifikan terhadap perekonomian, termasuk sektor konstruksi. Terlebih lagi, belanja infrastruktur pemerintah yang menjadi katalis utama kinerja industri konstruksi pun mengalami pemotongan akibat adanya realokasi anggaran untuk penanganan Civid-19.

        "Realokasi anggaran infrastruktur menyebabkan mundurnya tender proyek baru yang seharusnya dilakukan apda awal tahun 2020," pungkasnya pada Kamis, 25 Maret 2021 kemarin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: