Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dipuji-puji Anak Jokowi, Cie...Cie.. Bang Fahri Otw Masuk Istana? Gantiin Pak Moeldoko?

        Dipuji-puji Anak Jokowi, Cie...Cie.. Bang Fahri Otw Masuk Istana? Gantiin Pak Moeldoko? Kredit Foto: Instagram Fahri Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah dinilai sosok yang paling ideal berada di samping Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. 

        Dengan kata lain, Fahri Hamzah dinilai sosok untuk menggantikan posisi Moeldoko sebagai Kepala Staf Presiden (KSP), lantaran dirinya bisa menjadi jembatan yang pas bagi Jokowi dengan sejumlah kelompok dan bisa diterima di kelompok manapun. Baca Juga: Diam-diam Ternyata Kaesang Ngefans Berat ke Fahri Hamzah!

        Hal tersebut disampaikan langsung Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution, dalam akun Twitternya, Minggu (28/3/2021).

        Ia menyampaikan hal tersebut terkait pertemuan Fahri dengan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, pada Sabtu (27/3) pekan lalu. Baca Juga: Ketika Fahri Hamzah 'Tampar' Pernyataan Staf Kominfo

        “Mengamati pergerakan bro @Fahrihamzah sebagai tokoh muda kritis tapi luwes, layak untuk mengganti KSP Moeldoko,” ungkapnya.

        Lanjutnya, ia menilai Fahri bisa menjadi jembatan yang sangat efektif bagi Jokowi. “Menjadi jembatan yang kokoh bagi Presiden @jokowi baik ke kanan, tengah maupun kiri,” sambungnya.

        Tambahnya, Gibran maupun Bobby Nasutionyang juga keluarga Presiden Jokowi juga mengakui telah menjadikan Fahri Hamzah sebagai salah satu role modelnya.,

        "Apalagi Gibran terang-terangan menempatkannya sebagai role model. Begitu juga dengan Boby Nasution. Cocok?” tandasnya.

        Balas Fahri, "Jangan ganggu orang pensiun mas..ini lagi enak2nya…” balas Fahri Hamzah.

        “Kita tidak boleh kehilangan kemesraan dan keakraban berwarganegara hanya karena kita punya perbedaan pilihan,” sambungnya.

        Menurut dia, perbedaan yang terjadi saat pesta demokrasi itu tidak boleh berlangsung lama atau malah selamanya.

        “Perbedaan akibat pemilu itu sebentar dan sisanya adalah konsolidasi nasional menuju Indonesia Raya. Merdeka!” tegasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: