Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kesenjangan Digital di Masa Pandemi, Pakar Perubahan akan Menentukan Masa Depan

        Kesenjangan Digital di Masa Pandemi, Pakar Perubahan akan Menentukan Masa Depan Kredit Foto: Dok. Accenture
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Teknologi merupakan tali pengaman selama pandemi global. Dengan adanya teknologi, perusahaan dapat menciptakan cara-cara baru dalam bekerja dan berbisnis, menciptakan interaksi dan pengalaman baru, serta meningkatkan kesehatan dan keamanan. Teknologi telah selamanya mengubah ekspektasi dan kebiasaan, dan menghadirkan kenyataan baru di setiap sektor industri. 

        Demikian terungkap dalam laporan Accenture Technology Vision 2021, yang menyebut adanya peralihan sikap perusahaan yang reaktif terhadap krisis berubah dengan mencari terobosan baru. Menurut laporan tersebut, para pemimpin yang berani, visioner dan menggunakan teknologi untuk menguasai perubahan akan menjadi penentu masa depan, menurut laporan tahunan ke-21 dari Accenture (NYSE: ACN) yang memprediksi tren teknologi kunci yang akan membentuk bisnis dan industri selama tiga tahun ke depan. Baca Juga: 500 Juta Data Facebook Bocor, Nomor HP Miliarder Teknologi Ini Ikut Terkuak!

        Dalam laporan yang bertajuk “Dicari Pemimpin: Penguasa Perubahan di Masa Penentuan” (Leaders Wanted: Masters of Change at a Moment of Truth) digambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan terkemuka mempersingkat transformasi digital selama satu dekade menjadi satu atau dua tahun. Dengan bergantung pada inti digital yang kuat untuk beradaptasi dan berinovasi secepat kilat, para pemimpin berhasil meningkatkan pendapatan 5x lebih cepat dari perusahaan yang saat ini lambat bergerak. Padahal pada saat rentang waktu 2015 hingga 2018, menurut riset dari Accenture para pemimpin hanya mampu bergerak 2x lebih cepat. Hasilnya adalah terciptanya gelombang perlombaan antar para perusahaan dalam menata ulang bisnisnya dan menggunakan inovasi teknologi untuk membentuk realitas baru yang saat ini sedang mereka hadapi. Baca Juga: Gandakan Kapasitas, Pabrik Gula JBM Gunakan Teknologi Canggih

        Kher Tean Chen - Country Managing Director, Accenture in Indonesia mengungkapkan, Pandemi global mendorong perusahaan untuk melakukan percepatan ke masa depan. Banyak perusahaan termasuk di Indonesia memutuskan untuk menggunakan teknologi dengan cara-cara yang luar biasa, dengan kecepatan yang tadinya mereka anggap tidak mungkin, agar bisnis dan komunitasnya tetap berjalan. 

        “Sementara yang lainnya menghadapi kenyataan akan kegagalan mereka dan kekurangan fondasi digital yang dibutuhkan untuk berubah secara cepat,” ungkap Kher Tean Chen, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/4/2021).

        Sementara itu Retno Kusumawati - Managing Director of Technology, Accenture in Indonesia, mengatakan perusahaan perlu memikirkan kembali bagaimana aplikasi dikembangkan dan diterapkan, serta bersaing pada arsitektur teknologi agar lebih gesit dan fleksibel. Faktanya, hampir semua eksekutif (95%) di Indonesia menyatakan bahwa arsitektur teknologinya menjadi sangat penting demi kesuksesan perusahaan mereka secara keseluruhan. 

        Accenture melakukan survei ke lebih dari 6.200 pemimpin bisnis dan teknologi untuk laporan Technology Vision, dan 92% mengungkapkan bahwa perusahaan mereka berinovasi karena dorongan dan keharusan untuk bertindak tahun ini. Dan 91% eksekutif setuju bahwa untuk menguasai pangsa pasar di masa depan, berarti perusahaan mereka harus menetapkan pasar itu sendiri.

        Untuk membentuk masa depan, perusahaan harus menjadi penguasa perubahan dengan menerapkan tiga kunci yang sangat penting. Pertama adalah kepemimpinan teknologi. Berakhirnya era dimana hanya ada fast follower, perubahan yang berkesinambungan bersifat permanen. Pemimpin masa depan adalah mereka yang menaruh teknologi di lini depan strategi bisnisnya. Kedua, pemimpin tidak menunggu kenormalan yang baru, mereka akan menata ulang, membangun realitas baru menggunakan pola pikir dan model yang sangat berbeda secara radikal. 

        “Terakhir, pemimpin akan mengemban tanggung jawab yang lebih besar sebagai masyarakat global, mendesain dan mengaplikasikan teknologi terencana untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar, daripada hanya untuk perusahaannya demi menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” jelas Retno. 

        Technology Vision juga mengidentifikasikan lima tren kunci yang harus dijawab oleh perusahaan selama tiga tahun ke depan dalam mempercepat dan menguasai perubahan di semua bagian bisnisnya; Menyusun Secara Strategis: Mendesain Masa Depan yang Lebih Baik – Era baru kompetisi industri telah dimulai – di mana perusahaan bersaing dalam mendesain sistem IT mereka. Dunia Cermin: Kekuatan Digital Twins yang Cerdas, Masif – Pemimpin sedang membangun digital twins yang cerdas untuk menciptakan model nyata pabrik, rantai pasokan, siklus produk, dan lainnya. Aku, Juru Teknologi: Demokratisasi Teknologi – Kapabilitas yang luar biasa sekarang tersedia untuk siapa saja di seluruh fungsi bisnis, membuat lapisan fondasi teknologi menjadi bagian dari strategi inovasi perusahaan. Di Mana Saja, Di Manapun: Bawa Suasana Kerjamu Sendiri – Satu pergeseran tenaga kerja terbesar dalam satu masa membuat bisnis harus memperluas batasan tentang perusahaan. Dari Saya menjadi Kita: Sistem Multipihak untuk Menembus Situasi yang Kacau. 

        Memprioritaskan inovasi teknologi menjadi sesuatu yang sangat penting saat ini sebagai respons terhadap dunia yang bergerak cepat. Misalnya pada salah satu industri restoran: 60% restoran yang masuk dalam daftar ‘tutup sementara’ di Yelp pada bulan Juli telah gulung tikar di bulan September. Menembus situasi yang kacau, Starbucks muncul sebagai pemimpin dengan menggunakan teknologi untuk memperluas pelanggan dan jalur eceran. 

        Di bulan Agustus, tiga juta pengguna baru mengunduh aplikasinya, dengan pemesanan via telepon seluler dan layanan pengambilan produk tanpa turun dari mobil (drive-thru) menyumbang penjualan sebesar 90 %. Dengan meningkatnya permintaan, perusahaan mengerahkan sistem manajemen tiket terintegrasi untuk menggabungkan pesanan dari aplikasi. Uber Eats dan pelanggan drive-thru menjadi satu alur kerja bagi barista. Starbucks juga memperkenalkan sebuah mesin espresso baru dengan sensor yang dapat melacak seberapa banyak kopi yang telah dituang dan memprediksi kapan perawatan diperlukan. Ini adalah ilustrasi yang sangat luar biasa tentang bagaimana teknologi bisa menjadi inti penggerak dari ketangkasan, ketahanan, dan keberhasilan respons perusahaan terhadap perubahan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: