Pemerintah sudah melarang adanya kegiatan mudik yang biasanya diadakan setiap tahun karena pandemi Covid-19 pada tanggal 6-17 Mei nanti. Sayangnya, masih ada saja orang-orang yang berniat melanggar aturan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menjelaskan masih banyak sejumlah masyarakat yang nekat ingin mudik meski sudah dilarang.
Baca Juga: Larang Mudik, Wisata Boleh? Ini Alasan Satgas
"Meskipun mudik sudah dilarang, ada sekitar 7 juta orang yang masih berkeinginan untuk mudik," katanya dalam dialog di saluran Youtube BNPB, Rabu (21/4/2021).
Ia mengatakan bahwa masyarakat perlu untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ia mencontohkan bahwa India mengalami lonjakan kasus yang cukup besar meski sebelumnya jumlah vaksinasi sudah di angka yang cukup baik.
"India yang sebelumnya sangat landai kasusnya. Kemudian membuka, melonggarkan banyak protokol, kemudian banyak juga ritual keagamaan yang mengumpulkan orang banyak, dan sekarang kita lihat kasusnya bahkan sehari bisa 200 ribu," katanya.
Lonjakan kasus di India disebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Senin (19/4/2021) kemarin disebabkan salah satunya karena mutasi Covid-19. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan kebijakan pemerintah untuk melarang mudik salah satunya juga untuk mengurangi jumlah varian baru yang masuk dan tersebar.
Adita mengingatkan bahwa setiap kali terjadi libur panjang, angka kematian, kasus positif juga turut meningkat. Terbukti, data per 18 April menunjukan bahwa terjadi kenaikan kasus positif sebanyak 14% setelah pada minggu sebelumnya turun sebanyak 14%.
Wiku mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa libur Paskah pada 4 April lalu yang mengakibatkan angka kasus positif dan kematian meningkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq