Jadi Pembicara di Gereja Auto-Murtad? Lihat Nih! Denny Pamerin Foto Anies: Doi Murtad Juga?
Pegiat media sosial Denny Siregar memberikan sindiran kepada masyarakat yang sering menilai salah kaprah ketika seorang muslim menjadi pembicara dalam gereja otomatis menjadi kafir atau murtad.
Karena itu, ia pun membandingkan antara pendakwah Gus Miftah dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Baca Juga: 2 Alasan Anies Safari ke Daerah, Ngajarin Pemerintah Olah Pangan & Tebar Pesona Politik Nyapres 2024
“Kalau @gusmiftah_ bicara di Gereja dimaki2, dikatain murtadlah, kafirlah, keluar dari agamalah..,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat Selasa (4/5/2021).
“Kalo ini gimana ? Apa doi murtad juga?” imbuh Denny sambil mengunggah foto Anies Baswedan saat menjadi pembicara dalam gereja. Baca Juga: Profil Gus Miftah Geger Ceramah di Gereja dan Dekat dengan Dunia Malam
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Gus Miftah meresmikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara.
Dalam sambutannya, Anies menceritakan perjalanan jemaat gereja selama puluhan tahun, yang sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Penjaringan.
"Ini adalah sebuah kisah hadirnya tempat peribadatan yang tidak hanya memfasilitasi kegiatan ibadah, namun juga memfasilitasi kerukunan antarwarga yang ada di sekitarnya. Moto dari GBI di sini sangat menyentuh hati kita semua, yakni 'tidak boleh ada siapa pun yang kelaparan serta merasakan kekurangan di sekitar lingkungan Gereja'," kata Anies melalui keterangan tertulis, Jumat (30/4).
Baca Juga: Anies Baswedan Belum Bisa Pastikan Izinkan Shalat Id
Baca Juga: Mas Anies Ujung-ujungnya Minta Pasukannya Antisipasi Lonjakan Covid, Setelah Tanah Abang Dikepung?
Lanjut Anies, ia juga menyinggung prestasi Pemprov DKI yang meraih penghargaan Harmony Award 2020. Dia menyebut indikator keberhasilannya adalah menjaga sikap toleransi antarumat beragama dengan nilai tinggi.
Menurut Anies, hal ini tidak lepas dari upaya DKI Jakarta untuk menyetarakan taraf kebutuhan tempat peribadatan dari berbagai agama yang ada di Jakarta dengan menjalankan program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) sejak 2019.
"Dengan adanya BOTI, pemerintah hadir untuk segala kebutuhan umat beragama agar timbul rasa percaya antarwarga bahwa kita saling support. Saya ucapkan terima kasih kepada GBI Amanat Agung yang menjadi bagian indikator dalam keberhasilan DKI meraih Harmony Award. Tugas kita bersama adalah menjaga kesetaraan melalui tindakan yang konkret. Kepada GBI Amanat Agung, jumlah jemaah meskipun masih 200-an, jangan pernah anggap nilai sebagai tolok ukur dampak besar bagi semua kalangan. Sekali lagi, selamat, semoga tempat ini memberikan kesempatan bagi jemaat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjaga hubungan baik dengan sesama," ucap Anies.
Sementara itu, Nama Ulama Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah menjadi pembicaraan di media sosial, lantaran dirinya menghadiri acara peresmian renovasi Gereja.
Bahkan, dirinya juga sempat memberikan orasi di dalam gereja tersebut. Tak khayal, beberapa pihak menyebut Gus Miftah sudah kafir.
Karena itu, Pemilik Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Yogyakarta, memberikan tanggapan lewat video yang beredar.
"Saat itu saya hadir bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sekjen PB NU Helmy Faishal Zaini, dan beberapa tokoh agama. Itu atas nama undangan mereka," ujarnya, dalam video yang diunggahnya, Senin (3/5/2021).
Lebih lanjut, ia menampik kehadirannya untuk beribadah. Menurutnya, kehadirannya di sana semata memenuhi undangan panitia dan memberikan orasi kebangsaan.
"Saya hanya berpikir, orang seperti saya yang dikasih Allah untuk membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi mualaf hanya gara-gara video itu saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," ucapnya.
Sementara itu, dalam hujatan tersebut, netizen mempertanyakan pijakannya melakukan hal itu.
Kemudian, ia membacakan Mausuf Al Fiqh Kuwait, yakni kitab ensiklopedia fiqih dari berbagai mazhab. "Minimal ada empat perbedaan pendapat ulama tentang masuk gereja bahkan salat. Enggak perlu diterjemahkan pasti netizen yang menghujat saya lebih paham," kata Gus Miftah nyengir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: