Karyawan PT Avian Ungkap Masa-masa Awal Rintis Perusahaan, Dari Satu Gedung Kini Meluas 11 Hektare!
Pemilik PT Avia Avian, Hermanto Tanoko, melalui kanal YouTube-nya mengajak karyawannya yang telah lama bekerja dan menjadi saksi kesuksesan Avian. Mereka adalah pasangan suami istri, Tresno Budianto dan Meli.
Keduanya bekerja di Avian saat masih berusia 19 tahun yakni tahun 1979, beberapa bulan setelah Avian berdiri. Saat itu, Avian masih menjadi home industry.
Saat itu, pabrik hanya satu unit, dan mengaduk cat juga masih manual. Jika dibandingkan sekarang yang sudah menggunakan teknologi, saat-saat itu mengaduk masih manual dengan tenaga sendiri.
Baca Juga: Sejak Kecil Dididik Kerja Keras, Anak dari Crazy Rich Hermanto Tanoko Ini Buktikan Dirinya Tak Manja
Ayah Hermanto Tanoko, Soetikno Tanoko, sebagai pelopor awal cat avian kian bekerja keras mengurus perizinan pemerintah terkait perusahaannya. Saat itu, Meli bertugas sebagai kasir, memastikan stok bahan baku hingga mengurus gaji karyawan. Kantornya saat itu masih kecil, lantai hanya kayu dan tentunya tidak pakai AC.
Meli mengungkap ia senang bekerja bersama Soetikno karena setiap pagi dibawakan makanan untuk dimakan bersama saat siang. Soetikno mendirikan Avian bersama dengan karyawan-karyawannya sama seperti membangun keluarga.
Sementara Tresno mengaku bekerja tidak memakai surat lamaran ataupun dites kerja. Ia langsung bekerja direkomendasikan ayahnya. Saat awal-awal bekerja, apapun ia kerjakan karena masih serabutan. Gedung juga hanya satu dikelilingi persawahan. Dari satu gedung itu, kini Avian memiliki 11 hektare lahan yang berdiri pabrik-pabriknya yang canggih.
Tresno biasa mengurus pengiriman ekspedisi hingga sekarang. Dahulu, mengirim cat sebanyak 10 ton saja sudah sangat sulit karena truk maksimal hanya 4 ton. Tetapi saat ini sudah ada kontainer sehingga pengiriman-pengiriman lebih mudah.
Meski saat itu Avian masih home industry, tetapi Soetikno sangat mengutamakan pelanggan. Jika orderan masuk sore, saat itu juga diusahakan untuk dikirim. Sekalipun karyawan sudah pulang semua, bahkan anak-anaknya, termasuk Hermanto Tanoko juga ikut membantu pengiriman sampai naik ke atas truk. Hermanto mengungkap bahwa jika pengiriman dilakukan sore hari, pagi harinya produk sudah sampai. Sehingga akan mempercepat orderan-orderan berikutnya.
Saat itu, Soetikno sudah berusia 50 tahun. Tetapi ia tetap semangat mengembangkan perusahaannya, menempuh perjalanan naik bus dari Malang ke Sidoarjo sambil membawa rantang berisi makanan untuk dimakan bersama.
Setiap harinya, Avian terus bertumbuh. Orderan meningkat, karyawan semakin bertambah, sehingga jika dibuat grafik, grafik pertumbuhan Avian jelas meroket. Hal ini karena Soetikno memiliki prinsip yang rendah hati, jujur, ulet, kreatif dan kerja keras. Semua itu ditunjukkan langsung oleh Soetikno melalui perbuatan sehingga menjadi role model bagi banyak orang, termasuk anaknya, Hermanto.
Bahkan jika sakit, cukup minum obat dan tetap bekerja. Karena itu, Soetikno terkadang bingung melihat orang yang tak bekerja karena sakit flu atau diare. Soetikno juga kerap memberikan nasihat agar senantiasa menabung untuk masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: