Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Iyain Aja Habib Rizieq Bilang Pergi ke Arab Gara-Gara Si Ahok, Jangan Ketawain Guys!

        Iyain Aja Habib Rizieq Bilang Pergi ke Arab Gara-Gara Si Ahok, Jangan Ketawain Guys! Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Elite politisi PKPI Teddy Gusnaidi ikut merespone pernyataan terdakwa yang juga Eks pentolan FPI Habib Rizieq Shihab, dalam sidang lanjutan terkait kasus kerumunan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5).

        Menurut dia, sidang dengan agenda pembacaan pembelaan atau pledoi Habib Rizieq tidak perlu dianggap. Baca Juga: Habib Rizieq Membela Diri dari Ancaman Penjara, Eh Ujungnya Malah Si Ahok Diseret-seret

        Sebab, semua alasan Habib Rizieq hingga menjadi buron di Arab Saudi tidak berpengaruh dalam sidang.

        "Iyain aja, termasuk dia ngaku kabur ke arab karena menghindari konflik, iyain aja, jangan diketawain. Toh semua yang dia ucapkan, tidak berpengaruh dengan kasus yang dia hadapi sekarang. Bahkan kalau rizieq cerita bahwa dia pernah terbang ke bulan pun, iyain aja," cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Kamis (20/5/2021). Baca Juga: "Wajar Si Rizieq Dituntut 2 Tahun Penjara, Orang Selama Sidang Dia yang Mempersulit Jaksa"

        Sebelumnya dalam sidan, Habib Rizieq mengungkapkan alasan kepergiannya bersama keluarga ke Arab Saudi pada 2017 lalu. Ia bahkan tinggal di Arab Saudi hingga 3,5 tahun.

        Menurut dia, kepergian tersebut untuk menghindari konflik horizontal yang meruncing saat itu. Ia pun menilai  hal tersebut terjadi karena ada pihak yang tidak terima Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kalah dalam Pilkada DKI 2017.

        "Karena itulah, saya dan keluarga memilih jalan untuk sementara waktu hijrah ke Kota Suci Makkah, demi menghindarkan konflik horizontal yang bisa mengantarkan kepada kerusuhan dan pertumpahan darah. Saya dan keluarga mengambil visa izin tinggal selama setahun di Kota Suci Makkah dengan harapan setelah setahun semua bisa kembali normal dan tenang kembali, sehingga kami bisa pulang dan berdakwah seperti semula," ujarnya.

        Selain itu, pihaknya  juga menyebut jika semua masalah hukum yang menjeratnya ini bermula dari aksinya yang gencar menuntut.

        Hal tersebut ia katakan dalam sidang lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5). 

        Baca Juga: Habib Rizieq Dianggap Telah Memperburuk Kesehatan Masyarakat

        "Tidak bisa dipungkiri semua bermula dari aksi bela Islam 411 dan 212 pada tanggal 4 November dan 2 Desember 2016 saat itu umat Islam menuntut Ahok si penista agama untuk diadili karena menistakan Alquran," ujarnya, dalam sidang.

        Menurut dia, saat itu Ahok yang juga sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017, banyak didukung semua elemen.  

        Bahkan, ia menyebutkan dukungan untuk Ahok juga diberikan mulai dari Presiden, Menteri, TNI-Polri serta seluruh Aparatur Sipil Negara atau ASN DKI.

        Baca Juga: Habib Rizieq Tahun Ini Salat Idul Fitri Bersama Tahanan Bukan dengan Keluarga

        Lebih lanjut, ia juga menyebut Ahok juga dipuji-puji oleh sejumlah media dan lembaga survei.

        "Tidak ketinggalan para buzzer bayaran secara terus menyerang siapa saja yang tidak mendukung ahok serta para dukun dan paranormal untuk meminta kekuatan gaib serta gerombolan preman untuk mengintimidasi masyarakat belum lagi fatwa dari ulama sesat dan gadungan mendukung Ahok serta memutarbalikan ayat dan hadis serta memanipulasi puja dan dalil di samping juga ada siraman besar dana dari para cukong dan oligarki," paparnya.

        Karena itu, dirinya pun menggelar aksi hanya sebagai sikap politik yang mencau aturan agama dan konstitusi negara.

        "Sikap politik saya dan umat islam sangat jelas pada 411 dan 212 sangat jelas bahwa kamu tidak ingin seorang penista agama yang bersikap arogan dan korup," ujar dia.

        "Mulai saat itulah saya dan kawan-kawan menjadi target kriminalisasi, sehingga sepanjang Tahun 2017 aneka ragam rekayasa kasus dialamatkan kepada kami, bahkan kami menjadi target operasi intelijen hitam berskala besar," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: