Non-fungible Token (NFT) tampaknya telah menjadi populer di tahun ini. Dari seni dan musik, makanan, hingga kertas toilet, aset digital ini laris manis layaknya lukisan dari Eropa abad ke-17 yang eksotis, bahkan beberapa di antaranya seharga jutaan dolar.
Akan tetapi, apakah nilai NFT sepadan dengan uangnya—atau ini semua hanyalah sensasi belaka? Beberapa ahli mengatakan bahwa NFT adalah "bubble" yang siap meletus, seperti halnya dengan dotcom atau Beanie Babies. Namun, pakar lain percaya bahwa NFT akan tetap bertahan dan mereka bisa mengubah dunia investasi selamanya.
Baca Juga: Sebelum Trading Crypto, Edukasi untuk Investor Sangat Penting
Mengenal Apa Itu NFT, Token Digital yang Unik
NFT adalah singkatan dari non-fungible token. Dalam ilmu ekonomi, aset yang dapat dipertukarkan adalah sesuatu dengan unit yang dapat dengan mudah dipertukarkan–contohnya adalah uang. Contohnya seperti ini, Anda dapat menukar uang kertas Rp10 ribu dengan dua lembar uang kertas Rp5 ribu dan nilainya sama. Namun, jika sesuatu tidak dapat dipertukarkan, berarti alat ini memiliki sifat unik sehingga tidak dapat dipertukarkan dengan yang lain.
Alat ini bisa berupa rumah, atau lukisan seni atau barang sejenis. Anda dapat mengambil foto lukisan atau membeli cetakannya, tetapi hanya akan ada satu lukisan yang asli.
NFT adalah aset "satu-satunya" di dunia digital yang dapat dibeli dan dijual seperti properti lainnya, tetapi mereka tidak memiliki bentuk yang nyata. Token digital dapat dianggap sebagai sertifikat kepemilikan untuk aset virtual atau fisik.
Apa Perbedaan NFT dan Cryptocurrency?
NFT adalah singkatan dari non-fungible token. Biasanya dibuat menggunakan jenis pemrograman yang sama dengan cryptocurrency, seperti Bitcoin atau Ethereum, tetapi persamaannya hanya sampai di situ saja.
Uang fisik dan cryptocurrency adalah "sepadan", artinya mereka dapat diperdagangkan atau ditukar satu sama lain. Mereka juga sama nilainya—seribu rupiah selalu bernilai seribu rupiah; satu Bitcoin selalu sama dengan Bitcoin lainnya. Kesepadanan Crypto menjadikannya alat tepercaya untuk melakukan transaksi di blockchain.
Namun, NFT itu berbeda. Masing-masing memiliki tanda tangan digital yang tidak memungkinkan NFT untuk ditukar atau setara satu sama lain (karenanya, tidak dapat dipertukarkan). Satu klip NFT, misalnya, tidak sama dengan NFT lainnya hanya karena keduanya adalah NFT.
Bagaimana cara kerja NFT?
Karya seni tradisional seperti lukisan adalah barang yang sangat berharga karena jumlahnya hanya satu. Namun, file digital dapat diduplikasi dengan mudah. Dengan NFT, karya seni dapat "ditokenisasi" untuk membuat sertifikat kepemilikan digital yang dapat dibeli dan dijual.
Seperti mata uang kripto, catatan tentang siapa yang memiliki apa akan disimpan di buku besar bersama yang dikenal sebagai blockchain. Catatan ini tidak dapat dipalsukan karena buku besar dikelola oleh ribuan komputer di seluruh dunia.
NFT juga dapat berisi kontrak pintar yang dapat memberi seniman, misalnya, potongan dari penjualan token di masa mendatang.
Berapa nilai NFT?
Secara teori, siapa pun dapat menandai pekerjaan mereka untuk dijual dengan NFT, tetapi cara kerja ini telah didorong oleh berbagai media yang baru-baru ini membahas tentang penjualannya yang mencapai jutaan dolar AS.
Pada tanggal 19 Februari, animasi Gif Nyan Cat, sebuah meme kucing terbang yang muncul di tahun 2011-dijual dengan harga lebih dari 500.000 USD. Beberapa minggu kemudian, musisi Grimes menjual beberapa karya seni digitalnya seharga lebih dari 6 juta USD.
Bukan hanya seni yang bisa ditokenisasi dan dijual. Pendiri Twitter Jack Dorsey telah mempromosikan NFT dari tweet pertama dengan tawaran fantastis mencapai 2,5 juta USD.
Penjualan Christie atas NFT oleh seniman digital Beeple seharga 69 juta USD menetapkan rekor baru untuk penjualan seni digital. Namun, seperti mata uang kripto, ada kekhawatiran lain tentang dampak lingkungan dari pemeliharaan blockchain.
Bagaimana Cara Membeli NFT?
Jika Anda ingin memulai koleksi NFT Anda sendiri, Anda perlu mendapatkan beberapa item utama:
Pertama, Anda perlu mendapatkan dompet digital yang memungkinkan Anda menyimpan NFT dan cryptocurrency. Anda mungkin perlu membeli beberapa cryptocurrency, seperti Ether, tergantung pada mata uang apa yang diterima penyedia NFT Anda.
Anda dapat membeli crypto menggunakan kartu kredit di platform seperti Coinbase, Kraken, eToro, dan bahkan PayPal dan Robinhood. Anda kemudian dapat memindahkannya dari bursa ke dompet pilihan Anda. Sebagian besar bursa membebankan setidaknya persentase dari transaksi Anda saat Anda membeli kripto.
Baca Juga: Apa Itu Cryptocurrency Bubble?
Setelah dompet Anda disiapkan dan disuntikkan dana, ada beberapa opsi situs NFT untuk berbelanja. Saat ini, pasar NFT terbesar adalah:
• OpenSea.io: Platform peer-to-peer ini menyebut dirinya sebagai pemasok "barang dan koleksi digital langka". Untuk memulainya, yang perlu Anda lakukan adalah membuat akun untuk menjelajahi koleksi NFT. Anda juga dapat mengurutkan berdasarkan volume penjualan untuk menemukan artis baru.
• Rarible: Mirip dengan OpenSea, Rarible adalah pasar terbuka yang memungkinkan seniman dan artis untuk menerbitkan dan menjual NFT. Token RARI yang diterbitkan di platform ini memungkinkan pemegangnya untuk mempertimbangkan fitur-fitur seperti biaya dan aturan komunitas.
• Foundation: Di sini, seniman harus menerima "upvote" atau undangan dari sesama pencipta untuk mem-posting karya seni mereka. Dengan eksklusivitas komunitas dan biaya masuk yang dibutuhkan, seorang seniman juga harus membeli "bahan bakar" untuk dapat mencetak NFT—berarti komunitas tersebut dapat membanggakan karya seni berkaliber lebih tinggi.
Misalnya, pencipta Nyan Cat, Chris Torres, menjual NFT di platform Foundation. Ini berarti juga bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Ini juga tidak selalu merupakan hal yang buruk bagi seniman dan kolektor yang ingin memanfaatkan platform Foundation, dengan asumsi permintaan NFT tetap pada level saat ini, atau bahkan meningkat dari waktu ke waktu.
Meskipun platform ini dan lainnya menampung ribuan pembuat dan kolektor NFT, pastikan Anda melakukan riset dengan cermat sebelum membeli. Beberapa seniman sudah menjadi korban para pencuri yang telah mendaftarkan dan menjual karyanya tanpa izin.
Selain itu, proses verifikasi untuk pembuat dan listingan NFT tidak konsisten di seluruh platform, karena beberapa platform punya syarat yang lebih ketat daripada yang lain. OpenSea dan Rarible, misalnya, tidak memerlukan verifikasi pemilik untuk memiliki listingan NFT. Perlindungan pembeli juga masih belum optimal, jadi saat berbelanja NFT, mungkin yang terbaik adalah selalu ingat untuk berhati-hati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: