Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pamor Naik, Demokrat 'Mejeng' di 3 Besar Parpol Elektabilitas Tertinggi

        Pamor Naik, Demokrat 'Mejeng' di 3 Besar Parpol Elektabilitas Tertinggi Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih yang tertinggi berdasarkan hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC). Partai berlogo banteng itu memiliki elektabilitas sebesar 19,60 persen.

        Partai Gerindra berada di urutan kedua dengan 15,03 persen. Namun, Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) naik ke posisi tiga, dengan elektabilitas sebesar 14,80 persen.

        Baca Juga: Elektabilitas Terus Meroket, Demokrat: Ini Hasil Kerja Nyata Berkoalisi dengan Rakyat

        "Naiknya pamor Partai Demokrat di survei diduga tidak lepas dari penetrasi pemberitaan terkait dinamika internal Partai Demokrat. Khususnya munculnya Kongres Luar Biasa yang meramaikan perbincangan di publik," ujar ujar peneliti ARSC Bagus Balghi dalam rilis daringnya, Sabtu (22/5).

        Sementara itu, Partai Golkar berada di bawah Partai Demokrat dengan 10,40 persen, sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menasbihkan dirinya sebagai oposisi sebesar 9,10 persen.

        Lalu, PKB (5,50 persen), Partai Nasdem (4,40 persen), PAN (4,40 persen), PSI (2,40 persen), dan PPP: 1,50 persen. Kemudian ada lima partai yang berada di luar parlemen, yakni PBB (0,40 persen), Partai Hanura (0,20 persen), Perindo (0,20 persen), Partai Garuda (0,10 persen), dan PKPI (0,10 persen).

        Namun, masih banyak responden yang mengaku dapat mengubah pilihannya dalam Pemilu 2024. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh program kinerja nyata parpol, pengaruh tokoh agama atau tokoh masyarakat, kampanye kandidat parpol, pengaruh lingkungan sekitar responden, hingga kunjungan kandidat, dan relawan dari parpol.

        "59,59 persen menyatakan, ya masih bisa berubah. Kemudian 31,07 persen tidak berubah, 6,86 persen tidak tahu dan, 2,48 persen tidak menjawab," ujar Bagus.

        Pengumpulan data dilakukan sejak 26 April hingga 8 Mei 2021, lewat sambungan telepon untuk responden usia minimum adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih. Dengan 1.200 reponden yang mewakili 34 provinsi di Indonesia.

        Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan hingga 95 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: