Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ferdinand Dukung Refly Harun Jadi Mendagri, Eh Tapi Nanti Yah! Jika Mas Anies Jadi Presiden...

        Ferdinand Dukung Refly Harun Jadi Mendagri, Eh Tapi Nanti Yah! Jika Mas Anies Jadi Presiden... Kredit Foto: Instagram/ferdinand_hutahaean
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar hukum tata negara Refly Harun turut mengomentari isu yang  menyebutkan jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima rumah mewah dari pengembang properti.

        Ia pun mengatakan jika isu tersebut muncul lantaran Anies menjadi salah satu kandidat terkuat capres di Pilpres 2024 mendatang. Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kampungnya Mas Anies Naik Lagi, Ferdinand Nyindir: Tenang, Gubernurnya Lagi...

        Hal tersebut ia katakan dalam video berjudul "Heboh Rumah Mewah Anies!!" dalam YouTube miliknya, Selasa (24/5).

        Kontan saja, Politikus Ferdinand Hutahaean ikut membalas reaksi Refly atas isu yang menyerang Anies.

        Ferdinand pun mengaku dirinya ia setuju jika Refly Harun menjadi Mendagri bagi Anies jika menjadi presiden di Palestina atau Yaman. Baca Juga: Mas Anies Digosipin Terima Rumah Mewah dari Cukong Pengembang, Gerindra Nggak Terima: Jahat...

        “Saya mendukung Refly jadi Mendagri nya Anies jika nanti Anies jadi Presiden di Palestina atau Yaman. Mrk pasti sukses kerja sama. Setidaknya sama2 puntar ngomong meski ngga bisa kerja,” katanya, sekaligus membalas cuitan akun Dianty_Yasmin3 @DiantyYasmin3, dilihat, Rabu (26/5/2021).

        Sebelumnya, Dianty mengatakan: “Refly Harun: Anies Baswedan Digoyah Isu Karena Dia Kandidat Kuat 2024. Jangan halu melulu Ref!! Anies gak akan laku ref Kasian deh loe Mimpi.”

        Adapun Refly menjelaskan jika gratifikasi itu sebenarnya mudah untuk ditelusuri untuk membuktikan apakah memang benar-benar terjadi.

        "Soal seperti ini mudah dibuktikan, tinggal ditelusuri karena pemberian berupa barang. Yang susah kalau pemberian tak terlihat," katanya.

        Ia pun kemudian menyebut Anies Baswedan merupakan sosok yang diincar karena menjadi calon kuat maju Pemilihan Presiden 2024.

        "Saya ingin mengatakan, Anies Baswedan pasti sosok yang diincar. Karena kaitkan dengan perhelatan 2024, Anies Baswedan salah seorang kandidat yang kuat," tegasnya.

        Lebih lanjut, ia pun kemudian membandingkan Anies dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang belakangan menjadi perbincangan dalam dua kasus berbeda.

        Menurutnya, kedua tokoh tersebut sama-sama digoyah isu.

        "Sayangnya, 2 kandidat kuat digoyah, satu Ganjar Pranowo digoyah kalangan Internal PDIP oleh Puan Maharani. Rupaya hal yang sama juga terjadi Anies Baswedan yang digoyah isu rumah mewah yang konon diberikan sebagai gratifikasi," terangnya.

        Ia pun menuturkan jika Anies Baswedan harus berhati-hati pada isu kriminalisasi yang bisa jadi akan menjegalnya.Baca Juga: Keras! Bawahan Bongkar Habis Konsekuensi Kalau Kerja Tak Capai Target Bareng Anies Baswedan

        Baca Juga: Aduh... Aduh... Bapak-Ibu PNS Kok Bikin Mas Anies Murka, Ujung-ujungnya Kena Sanksi Deh

        "Dari aspek politik, Anies harus hati-hati pada isu kriminalisasi, salah satunya isu tindak pidana korupsi yang bisa jadi jebakan batman," tukasnya.

        "Kita ingin melihat pertarungan bermutu 2024 antara orang-orang yang punya trak record misal Anies Baswedan, kita gak mau calon yang itu-itu saja atau calon boneka," ucapnya.

        Lebih lanjut, ia pun menyinggung survei yang menempatkan sejumlah sosok seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo sebagai kandidat terkuat maju Pilpres 2024.

        "Tapi secara umum kalau 3 besar, 3 nama ini paling berpeluang, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan. Celakanya sepertinya mereka tidak mungkin disatukan dalam satu skenario," tukasnya.

        Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya buka suara terkait isu gratifikasi rumah mewah dari pengembang reklamasi. 

        Kepada wartawan, Anies pun menantang pihak-pihak yang menuduh untuk membuktikan isu gratifikasi tersebut. 

        "Saya tidak perlu membuktikan, yang membuktikan yang menuduh. Di mana lokasinya, nomornya seperti apa?" katanya di Balai Kota Jakarta, Senin (24/5/2021).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: