Ruhut Setuju dengan Hasto: Pasukan SBY Jangan Kebakaran Jenggot, Nanti Kader Residivisnya...
Politisi PDIP Ruhut Sitompul menyatakan dirinya setuju dengan pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait Partai Demokrat. Menurutnya, hal tersebut adalah sebuah kebenaran.
Sebelumnya, Hasto menyatakan PDIP tidak akan berkoalisi dengan Demokrat di Pilpres 2024 karena perbedaan ideologi. Baca Juga: SBY Diserang Orang PDIP: Dia Dulu Jadi Presiden Karena Curang, Dasar Bapak...
Selain itu, Hasto juga menyinggung adanya julukan kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai 'Bapak Bansos.'
Karena itu, ia pun merasa heran dengan reaksi kader Demokrat, yang ia sebut seperti kebakaran jenggot. Baca Juga: Mantan Anggota DPR Bongkar Sosok Mbak Puan Maharani: Dia Emang Jahat, Dulu Aja SBY...
"Apa yang dikatakan Mas Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan 100 benar banget, ngapain kader-kader PD kebakaran jenggot," cuitnya dalam akun Twitternya, dilihat Senin (31/5/2021).
Lanjutnya, ia pun menyarankan agar partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berbenah diri ketimbang ribut soal pernyataan Hasto.
"Sudah berbenah saja, nggak usah comel, nanti Kader-kadernya yang pernah dan bahkan menjadi residivis koruptor tertawa termehek-mehek. Lanjutkan. MERDEKA," kata eks petinggi Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP sangat sulit berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pilpres 2024 karena ideologi dan basis yang berbeda di antara mereka.
"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya kami berbeda dengan Partai Demokrat," kata Hasto, Jumat (28/5/2021).
Baca Juga: Demokrat-PDIP Memanas, Hasto Kena Sentil Disuruh Urus Harun Masiku!
Lanjutnya, Hasto menyinggung soal kekalahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dari SBY pada Pilpres 2009.
Menurutnya, kala itu SBY menggunakan politik bantuan sosial (bansos) ala mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.
Ia mengungkapkan, penelitian Marcus Mietzner menyebut bahwa dari Juni 2008-Februari 2009 ada dana sebesar US$ 2 miliar yang dipakai untuk politik bansos.
"Bagaimana politik bansos ala Thaksin itu dilakukan sehingga satu ada yang menjuluki SBY itu 'Bapak Bansos Indonesia'. Karena memang penelitian Markus Mietzner itu menunjukkan bagaimana dari bulan Juni 2008 sampai Februari 2009 ada dana sebesar USD 2 miliar yang dipakai untuk politik bansos karena meniru strategi Thaksin politic populism," jelasnya.
Adapun, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief ikut merespons hal tersebut.
Ia menyatakan partainya sebaiknya tidak merapat ke PDIP.Baca Juga: Bu Mega Lagi Ngomel, Orang PDIP Malah Jodohkan Mbak Puan dan Mas Anies, Jangan Prabowo Lagi..
Menurut dia, koalisi dengan PDIP sama saja langkah untuk bunuh diri.
“Kalau Demokrat berkoalisi dengan PDIP di 2024, sama saja bunuh diri,” cuintnya dalam akun Twitter @Andiarief__.
Lanjutnya, ia menilai jika koalisi dengan PDIP justru tidak membantu rakyat keluar dari kesulitan.
“Kesulitan rakyat di jaman ini hampir merata. Dengan catatan BIN, Polisi, Penyelenggara dan TNI (bahkan KPK) netral,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil