Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        DPR Buka Suara Tanggapi Kasus Pailit Giant saat Raker dengan Menteri Koperasi dan UKM

        DPR Buka Suara Tanggapi Kasus Pailit Giant saat Raker dengan Menteri Koperasi dan UKM Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer memimpin langsung Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di Gedung DPR, Senayan Jakarta (2/6). Salah satu bahasannya yaitu pailit supermarket besar Giant.

        Demer menyinggung situasi industri usaha saat ini yang dirasanya berbanding terbalik dengan atmosfer usaha dimana saat digitalisasi belum marak. 

        Baca Juga: 7.000 Orang Terdampak Giant, Netizen Colek Menaker: TKA China Dikasih Kerjaan, Rakyat Sendiri Di-PHK

        “Saya mau mengingatkan pada Pak Menteri Koperasi, kalau dulu kita bicara supermarket seperti Giant (makro) dia akan bergerak sebagai predator untuk usaha yang kecil-kecil. Justru era digitalisasi berbalik,  yang menjadi predator saat ini justru usaha-usaha kecil yang memakan industri makro dan bertumbanglah supermarket-supermarket besar karena orang jaman sekarang lebih suka belanja online,” komentar Demer. 

        Diketahui PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup seluruh gerai Giant supermarket di seluruh Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kinerja keuangan yang anjlok hingga 4.203 persen.

        “Saya sebagai Menteri Koperasi dan UKM miris juga pak Demer, terlalu banyak yang harus dibantu, tapi kapasitas kami kecil. Untuk itu kami mengusulkan penambahan anggaran. Strategi besar kita dalam pengembangan UMKM  bukan menambah jumlah mikro. Tapi kita harus perkuat yang menengah dan besar/makro. Nanti akan kita pilih mana UMKM yang inovasinya bagus, produknya unggul, ini nanti kita scalling up,” ungkap Teten. 

        Lebih lanjut Teten mengungkapkan bahwa porsi kredit perbankan untuk UMKM Indonesia baru 19,8%, merupakan yang terkecil di Asia. Di negara lain seperti Korea Selatan mampu menyentuh angka 81%, Jepang 60%, Malaysia dan Thailand berkisar 50%, Singapura 39%. 

        Untuk itu, Teten berharap target 2024 porsi kredit perbankan untuk UMKM Indonesia diharapkan mencapai 30%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: