Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ikut Napak Tilas Bung Karno di Bandung, Kesan Bu Risma: Saya Merasakan...

        Ikut Napak Tilas Bung Karno di Bandung, Kesan Bu Risma: Saya Merasakan... Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan Tri Rismaharini didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono menyambangi situs Penjara Banceuy di Jalan Banceuy, Kota Bandung, Rabu (2/6/2021).

        Kegiatan Napak Tilas Bung Karno tersebut dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno yang diprakarsai DPD PDI Perjuangan Jawa Barat. Baca Juga: Jadi Cucu Ideologis dan Biologis Bung Karno, Langkah Puan Tepat Ingatkan Bangsa Soal Pancasila

        Dalam kunjungan tersebut Risma dan Ono sempat masuk ke dalam ruangan Penjara Banceuy tempat Ir Soekarno (Bung Karno) menjalani hukuman karena aktivitasnya bersama PNI pada Desember 1929.

        "Saya merasakan semangat Bung Karno memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di ruangan yang hanya seluas kamar mandi," kata Risma. Baca Juga: Anak Buah Dimarahi Habis-habisan oleh Bupati, Risma Balas Begini...

        Diketahui, Bulan Bung Karno diperingati setiap tahun pada Juni. Istimewa, karena Pancasila lahir pada 1 Juni, yang digagas Bung Karno dan dibahas di rapat konstituante.Kemudian, Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya dan wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta.

        "Ini dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno, napak tilas yang digelar DPD PDI Perjuangan Jabar, sangat bagus sekali. Di sini kita bisa belajar bahwa perjuangan untuk maju dan sukses harus melewati segala cobaan dan harus dihadapi," jelasnya.

        Di masa kemerdekaan, kawasan Banceuy ini merupakan komplek penjara. Namun seiring waktu, bangunan penjara dirobohkan pada 1983. 

        Penjara Banceuy menyisakan satu kamar berukuran sekira 2x3 meter persegi yang sempat ditinggali Bung Karno selama menjalani persidangan di Landraad yang kini jadi Gedung Indonesia Menggugat. 

        Bung Karno ditahan di Penjara Banceuy selama persidangan di Landraad yang dimulai Agustus 1930 hingga Desember 1930 karena aktifitas politiknya bersama Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Setelah divonis bersalah dan dipidana penjara selama 4 tahun, Bung Karno dipindahkan ke Lapas Sukamiskin.

        "Di ruangan ini lah lahir pidato Indonesia Menggugat, yang dibacakan Bung Karno di persidangan. Indonesia Menggugat menginsipirasi pemuda saat itu untuk memerdekakan Indonesia,"ungkapnya

        Risma dan Ono bahkan sempat merenung di dalam ruangan itu. Risma sempat berpikir, bagaimana bisa Bung Karno bertahan di ruangan sekecil itu dalam jangka waktu lama.

        "Dengan semangat yang hadir di ruangan ini, kita harus semangat tidak boleh putus asa, Bung Karno sudah ajarkan itu di ruangan ini. Saya pegang replika sajadah yang digunakan Bung Karno, dia terus berdoa dan terwujudlah kemerdekaan itu," jelasnya.

        Saat ini, tambah Risma, tugas semua pihak untuk melanjutkan perjuangan Bung Karno. Sejarah harus jadi pelajaran untuk memperbaiki masa depan.

        Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Orang PDIP Nggak Main-Main: Musnahkan Kadrun Kilafah dari Negara Ini

        "Jangan melupakan sejarah. Dengan melihat sejarah kita tidak bisa terpecah belah," ujarnya.

        "Dalam napak tilas ini saya banyak belajar memang tidak mudah segala sesuatu diraih oleh proklamator dengan penuh perjuangan dan penderitaan yang dapat kita contoh," tambahnya.

        Setelah napak tilas di Penjara Banceuy, Risma melanjutkan ke Gedung Indonesia Menggugat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung. Selanjutnya, mengikuti acara peletakan batu pertama pembangunan sekretariat DPC PDIP Kota Bandung. 

        Pada kesempatan tersebut, Risma mengutip pesan Bung Karno bahwa dalam berpolitik bukan untuk  sekedar meraih kekuasaan tapi tujuan utamanya untuk kesejahteraan masyarakat karena sesuai dengan amanah UUD 1945.

        "Tujuan kita adalah mensejahterakan rakyat Indonesia," tegasnya.

        Dia juga menghimbau agar kantor tersebut dijadikan tempat memperjuangkan kepentingan rakyat. Artinya kantor ini sangat terbuka menerima aspirasi masyarakat termasuk menerima keluhan tentang kinerja Kementerian Sosial RI.

        "Silahkan tolong didengar dan disampaikan kepada saya," tegasnya.

        "Saya dengan senang hati menerima aspirasi masyarakat daripada saya nanti ditagih di akhirat, mendingan sekarang saya selesaikan," tambahnya.

        Adapun, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono menambahkan rencananya bangunan yang mengadopsi rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu ini didesain berbentuk delapan dan diperkirakan menelan dana Rp900 juta. Bangunan itu diharapkan bisa menyemangati seluruh perjuangan bukan hanya di Kota Bandung tapi di seluruh kader PDIP di Jawa Barat. 

        Dimulainya pembangunan kantor ini juga tentunya berlandaskan Pancasila yaitu dengan menerapkan semangat gotong royong. Terlihat dari mulai pembelian lahan yang didonasikan oleh anggota DPRD Kota Bandung. Kemudian ada bantuan dari DPP Partai  yang selalu berkoordinasi bagaimana mewujudkan kantor DPC Kota Bandung.

        "Maka kita imbau kader PDIP Jabar untuk mewujudkan semangat gotong royong dalam membangun kantor partai di Bandung," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: