Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai, industri sepeda di Tanah Air berpeluang menembus pasar ekspor. Kemenperin pun mendorong pabrikan sepeda Kreuz asal Bandung bisa meningkatkan pasar ke luar negeri. Peluang untuk mendapatkan pasar pun cukup besar seiring kebutuhan olahraga masyarakat yang lebih besar akibat pandemi Covid-19.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pada Februari lalu, pihaknya telah menyerahkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk PT Kreuz Bike Indonesia sebagai pemilik merek dagang sepeda lipat Kreuz.
Baca Juga: Jokowi Diminta Membatalkan Peraturan yang Mengancam Para Pekerja Industri Hasil Tembakau
"Dengan memiliki SNI, menunjukkan bahwa produk sepeda Kreuz sudah terjamin kualitasnya dan memenuhi standar dari pemerintah, dalam rangka memberi jaminan keamanan dan keselamatan bagi penggunanya," kata Airlangga pada akhir pekan lalu.
Industri kecil menengah (IKM) yang pada awalnya memulai usaha rumahan dengan membuat berbagai tas sepeda itu, mengembangkan produksi sepedanya di tahun 2019. Awalnya hanya untuk sarana display produk tas, tetapi terdapat demand untuk frame sepeda sehingga Kreuz memulai R&D yang berlanjut hingga memproduksi frame dan melayani perakitan sepeda mulai Maret 2020.
Agus berharap, sepeda Kreuz sebagai produk lokal dapat menjadi motivasi dan memberi semangat bagi pelaku usaha IKM sepeda lokal lainnya untuk terus meningkatkan kualitas dan mengibarkan sayapnya dalam persaingan global.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, menyampaikan bahwa saat ini Kreuz telah menjalin kerja sama dengan PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN).
Perusahaan itu merupakan produsen mesin perkakas dan komponen di Subang dalam pembuatan engsel. Sementara itu, pemilik usaha sepeda Kreuz, Yudi Yudiantara, mengatakan bahwa hingga kini sudah ada pemesanan sepeda lipat yang akan diproduksi hingga tahun 2023.
Kini, produsen sepeda asal Bandung tersebut mampu terus meningkatkan produksinya, dari awalnya 10-15 unit sepeda lipat per bulan menjadi 160 unit per bulan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang.
Tidak hanya di pasar dalam negeri, permintaan sepeda lipat Kreuz juga datang dari beberapa negara, antara lain Singapura, Malaysia, dan Australia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: