Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Persaingan Luar Angkasa Makin Sengit, Jeff Bezos 'Kah Pemenangnya? Oh, Tentu Tidak

        Persaingan Luar Angkasa Makin Sengit, Jeff Bezos 'Kah Pemenangnya? Oh, Tentu Tidak Kredit Foto: BBC
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Miliarder teknologi seperti Jeff Bezos, Richard Branson dan Elon Musk menghabiskan uang mereka untuk menjelajahi luar angkasa. Bezos telah mendirikan Blue Origin, perusahaan roketnya pada tahun 2000. Dan bulan depan, tepatnya pada 20 Juli 2021, investasinya akan terbayar: Bezos akan menyapu luar angkasa bersama saudaranya dan tamu ketiga.

        Dilansir dari The Guardian di Jakarta, Selasa (8/6/21) meski Bezos menjadi miliarder teknologi pertama yang memutuskan terbang dengan roket perusahaannya, tetapi Blue Origin berada di urutan kedua di mata publik dibandingkan dengan SpaceX milik Elon Musk.

        Baca Juga: Sejarah Baru Akan Tercipta, Jeff Bezos Bakal Jadi Miliarder Pertama yang Terbang ke Luar Angkasa

        Blue Origin didirikan 21 tahun lalu, namun perusahaan beroperasi sebagian besar di bawah radar hingga 2015 ketika mulai menguji New Shepard. Sementara SpaceX telah besar sejak hari pertama. Dalam enam tahun berdirinya pada tahun 2002, SpaceX telah meluncurkan roket propelan cair pertama yang didanai swasta ke orbit, Falcon One.

        Sejak itu, misi pribadi pertama ke ISS muncul, pendaratan vertikal pertama untuk roket orbital, dan perusahaan pertama yang mengirim astronot ke orbit. Sekarang, SpaceX sudah 19 tahun berdiri. Bisnisnya dianggap sudah matang dengan menghasilkan pendapatan USD2 miliar (Rp28,5 triliun) per tahun.

        Seperti Blue Origin, SpaceX telah memfokuskan investasi pada roket yang dapat digunakan kembali, dan sangat mengurangi biaya. Kedua perusahaan tersebut sekarang menjadi pesaing sengit untuk kontrak pemerintah yang mewakili sebagian besar pendapatan penerbangan luar angkasa.

        Sementara itu, dengan pendekatan yang berbeda, Virgin Galactic milik Richard Branson yang didirikan pada tahun 2004 berharap dapat menciptakan dan memanfaatkan industri pariwisata luar angkasa. Ia sangat ingin menerbangkan para pelancong di atas pesawat luar angkasa SpaceShipTwo.

        Ini adalah upaya penerbangan luar angkasa swasta pertama yang mendapat perhatian luas. Branson sempat berujar bahwa ia akan mengirim wisatawan pertamanya ke luar angkasa pada tahun 2009. Namun, ditunda bertahun-tahun, terlebih lagi pilot uji mereka meninggal pada 2014. Itu telah membuat beberapa orang bertanya-tanya apakah janjinya akan terpenuhi.

        Selain tiga nama besar di atas, ada Sergey Brin dari Google yang juga pernah menginvestasikan USD4,5 juta (Rp64 miliar) di Space Adventures pada tahun 2008. Perusahaan saat ini berencana untuk membawa wisatawan ke ISS, dalam kemitraan dengan SpaceX.

        Namun, semua miliarder itu kalah habis-habisan oleh Mark Shuttleworth yang merupakan pengusaha Anglo-Afrika Selatan di balik sistem operasi Ubuntu. Shuttleworth, dengan kekayaan bersih £500 juta, membeli tiket roket Soyuz ke ISS pada 2002 dan ia menghabiskan 10 hari di orbit sebagai turis luar angkasa kedua.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: