Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Top, Cuma Anak Petani Tapi Bisa Kalahkan Anak Presiden

        Top, Cuma Anak Petani Tapi Bisa Kalahkan Anak Presiden Kredit Foto: Antara/Unsplash/ Andrea Leopardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pedro Castillo guru dan petani di sebuah desa terpencil di Peru. Ia juga anak petani. Kini, dia memenangkan pemilihan presiden di Peru, mengalahkan Keiko Fujimori, putri mantan presiden Alberto Fujimori.

        Sekalipun masih ada klaim lain dari lawan politiknya, Pedro Castillo menyatakan kemenangan Rabu (17/6/2021), setelah dalam penghitungan suara dia memimpin tipis dengan meraih 50,12 persen melawan Keiko Fujimori yang mendapat 49,88 persen suara.

        Keiko Fujimori, yang sudah tiga kali maju dalam pemilu presiden dan belum pernah menang. Dia mengatakan menentang hasil penghitungan suara dan menuding ada manipulasi.

        "Sekarang saatnya bagi rakyat Peru untuk bersatu, untuk melancarkan perjuangan tidak hanya melawan pandemi, tetapi juga 'pandemi' lain yang telah terjadi dalam 30 tahun terakhir," kata Castillo kepada para pendukung yang bersorak dari balkon, Selasa, dikutip dari Reuters, 16 Juni 2021.

        Lahir di Tacabamba tahun 1969, Pedro Castillo pernah menjadi anggota keamanan desa Rondas Campesinas, yang digalang para petani selama puncak konflik antara gerilyawan kiri dan pasukan pemerintah Peru tahun 1990-an.

        Namun pada 2017, ketika menjadi guru SD, dia berdiri di garis paling depan memimpin aksi nasional pemogokan guru, yang menuntut pembayaran gaji lebih tinggi dan beberapa jaminan sosial lainnya. Karena gerakan itu semakin luas, presiden saat itu Pedro Pablo Kuczynski akhirnya memenuhi sejumlah tuntutan mereka, termasuk kenaikan gaji. Sejak itu, nama Pedro Castillo makin dikenal di kalangan rakyat miskin.

        Mungkin Pedro Castillo kecil tidak menyangka akan menjadi presiden Peru, ketika dia masih seorang bocah laki-laki di pedesaan utara Peru, tatkala mengumpulkan dan menghancurkan batang tebu di pertanian kecil orang tuanya.

        Castillo adalah mantan guru dan pemimpin serikat pekerja yang kemudian menjadi kandidat dari Free Peru, partai sayap kiri Marxis hadir mengalah Keiko Fujimori.

        Pemilihan Presiden sudah dilangsungkan April lalu, dengan 18 capres. Lalu, Pedro Castillo dan Keiko Fujimori meraih suara terbanyak. Pilpres putaran kedua dilanjutkan pada 6 Juni 2021 dengan kemenangan Pedro Castillo.

        Selama kampanye pemilu, Pedro Castillo mendesak agar kontrak perusahaan pertambangan dinegosiasikan ulang karena selama ini merugikan rakyat dan negara Peru. Jika tidak, dia mengancam akan menasionalisasi perusahaan-perusahaan pertambangan.

        Dia juga berjanji akan merombak sistem pensium agar "menguntungkan para buruh", meningkatkan anggaran pertanian dan anggaran pendidikan.

        Namun untuk rencana-rencana besar itu, Pedro Castillo perlu menggalang dukungan besar, juga dari kalangan konservatif yang cukup berkuasa di Peru. Di Parlemen, Free Peru hanya menguasai 37 dari 130 kursi. Sedangkan lebih dari setengah kursi di parlemen dikuasai kubu Fujimori, kubu neoliberal dan kalangan konservatif lain.

        "Sebelum dia mengambil alih kekuasaan, Castillo perlu mencapai beberapa kesepakatan," kata analis politik Peru, Gonzalo Banda kepada DW. "Dia tidak bisa memperkenalkan reformasi tanpa dukungan parlemen," tandas Gonzalo Banda.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: