Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I-2021 tercatat -1,85% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -2,94% (yoy). Realisasi ini sejalan dengan peningkatan ekonomi nasional yang sebesar -0,74% (yoy) dan Sumatera sebesar -0,86% (yoy).
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara, Sorkowardoyo mengatakan perbaikan pertumbuhan ekonomi itu dapat diketahui dari sisi permintaan. Di mana, perbaikan terutama dari ekspor yang didorong permintaan negara mitra dagang dan peningkatan harga komoditas, terkonfirmasi dari indikator Purchasing Managers Index (PMI) di AS, Singapura, Zona Eropa dan Jepang. Sedangkan dari sisi penawaran, seluruh komponen utama mengalami perbaikan. Baca Juga: Dihantam Pandemi, Rasio Keuangan Maybank Indonesia Masih Solid
“Perbaikan industri pengolahan didorong meningkatnya permintaan Tiongkok terhadap CPO menjelang hari raya Imlek. Perbaikan pertanian karena musim panen beberapa komoditas utama. Sektor perdagangan masih mengalami kontraksi sejalan dengan sisi permintaan, karena adanya penerapan PPKM Mikro sepanjang triwulan I-2021," katanya, Senin (28/6/2021).
Dikatakannya, ekonomi triwulan II-2021 diproyeksikan lebih tinggi dari triwulan I-2021. Optimisme perbaikan mengindikasikan ekonomi dapat kembali tumbuh positif yang didukung perkembangan berbagai indikator terkini, serta adanya faktor base effect.
"Selain itu, menguatnya kinerja ekonomi global akan mendorong akselerasi produksi komoditi ekspor dari industri pengolahan," katanya. Baca Juga: OJK dan TPAKD Sumut Dorong UMKM Naik Kelas dan Go Digital
Usaha bangunan dan perdagangan akan mengalami akselerasi sejalan dengan kondusifnya kegiatan proyek baik PSN terkait infrastruktur, optimisme UU Cipta Kerja, dan ekspansi swasta, serta HBKN Idul Fitri yang mendorong aktivitas penjualan eceran.
“Dari sisi permintaan, membaiknya ekonomi secara umum akan menjaga pendapatan masyarakat dan penerimaan pajak bagi Pemerintah Daerah sehingga menopang konsumsi,“ ujarnya.
Berdasarkan tracking terkini, kondisi perekonomian Sumut tahun 2021 akan terakselerasi dibandingkan 2020. Pertumbuhan diperkirakan dengan indikasi positif sebesar 3%-4,5% sejalan dengan optimisme perbaikan ekonomi global maupun nasional.
"Perbaikan ekonomi global diprediksi akan mendorong peningkatan ekspor dari lapangan usaha tradable. Selain itu, adaptasi kenormalan baru dan program vaksinasi tidak hanya memberikan dampak kepada aspek kesehatan masyarakat dan berdampak positif kepada perekonomian," katanya.
Hal ini menjadi sinyal positif bagi dunia usaha dan peningkatan konsumsi swasta dan investasi.
“Kebijakan pemerintah memberikan stimulus fiskal dan kebijakan moneter BI yang akomodatif diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: