Berembus Kabar Abbas Mau Didepak dari Presiden, Amerika Langsung Lirik Orang Ini
Mantan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad memicu spekulasi bahwa dia berencana untuk kembali memimpin negeri Palestina. Kabar tersebut beredar setelah dia melakukan kunjungan tiga hari baru-baru ini ke Jalur Gaza.
Menurut situs berita Egyptian Arabi 21, Fayyad diminta oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk “merasakan denyut nadi” Hamas dan faksi Palestina lainnya di Jalur Gaza tentang kemungkinan bahwa dia akan memimpin pemerintahan Palestina berikutnya.
Baca Juga: Investigasi Pengadilan Kriminal Dikomentari, Palestina Kecam Presiden Jerman
Laporan tersebut mengklaim bahwa AS dan Eropa telah menyadari bahwa peran Presiden Mahmoud Abbas telah berakhir. Indikatornya seperti penurunan popularitasnya, terutama setelah tindakan keras oleh pasukan keamanan Palestina terhadap lawan politik dan pengguna media sosial di Tepi Barat.
Penumpasan mencapai puncaknya pada 24 Juni dengan kematian aktivis anti-korupsi Nizar Banat saat berada dalam tahanan pemerintah Abbas. Kematiannya telah memicu gelombang protes di seluruh Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan banyak warga Palestina menuntut agar Abbas mundur.
Sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya di Jalur Gaza mengatakan kepada situs web bahwa AS, Eropa dan Israel percaya bahwa masa kekuasaan Abbas sudah mendekati akhir.
“Makanya mereka berupaya merekrut Fayyad sebagai pengganti Abbas,” kata sumber tersebut, dikutip dari Jerusalem Post, Senin (5/7/2021).
“Fayyad memiliki pengalaman sebelumnya dengan AS, terutama mengenai pelatihan dinas keamanan Palestina,” tambahnya.
Sumber tersebut mengklaim bahwa banyak anggota faksi Fatah yang berkuasa menentang kembalinya Fayyad sebagai perdana menteri. Sementara Abbas dilaporkan mendukung gagasan tersebut.
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar menolak untuk bertemu dengan Fayyad selama kunjungan terakhir ke daerah Gaza pantai yang dikuasai Hamas, sumber tersebut lebih lanjut mengklaim.
Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa kunjungan Fayyad ke Jalur Gaza tidak terkait dengan rencana pembentukan pemerintahan baru.
“Dia pergi ke Jalur Gaza untuk bertemu dengan anggota daftar pemilih dan pendukung lainnya,” kata pejabat itu. “Dia tidak meminta untuk bertemu dengan Sinwar dan dia tidak diminta oleh Amerika untuk menyampaikan pesan apa pun kepada faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza.”
Sebelum menuju Jalur Gaza, Fayyad bertemu di Ramallah dengan Abbas dan keduanya membicarakan perkembangan terkini di kancah Palestina. Pejabat itu juga membantah bahwa Abbas telah menawarkan Fayyad pekerjaan sebagai perdana menteri.
Fayyad, 70, menjabat sebagai perdana menteri antara Juni 2007 dan Juni 2013. Dia ditunjuk oleh Abbas sebagai perdana menteri pemerintahan darurat yang dibentuk menyusul pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas pada 2007.
Awal tahun ini, Fayyad membentuk daftar pemilihnya sendiri “Maan Qaderoon” (Bersama Kita Mampu) untuk pemilihan parlemen yang seharusnya diadakan pada 22 Mei. Pemilihan itu dibatalkan oleh Abbas pada akhir April.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto