Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Abbas Ciduk Aktivis hingga Pengacara di Tengah Protes Kematian Nizar Banat

        Pemerintah Abbas Ciduk Aktivis hingga Pengacara di Tengah Protes Kematian Nizar Banat Kredit Foto: AFP/Abbas Momani
        Warta Ekonomi, Ramallah, Tepi Barat -

        Pasukan pemerintahan Mahmoud Abbas menangkap seorang pengacara Palestina dan tiga aktivis di depan kompleks pengadilan di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada Minggu (4/7/2021) pagi. Aksi ini dilakukan dii tengah meningkatnya ketegangan atas penargetan pemerintah terhadap para aktivis dan demonstran.

        Pasukan keamanan menahan Muhannad Karajah, seorang pembela dan pengacara hak asasi manusia Palestina, dan anggota Pengacara untuk Keadilan, sebuah kelompok Palestina yang berfokus pada pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki.

        Baca Juga: Berembus Kabar Abbas Mau Didepak dari Presiden, Amerika Langsung Lirik Orang Ini

        Penangkapan pada Minggu itu terjadi ketika sidang sedang berlangsung untuk para aktivis yang ditangkap sehari sebelumnya. Mereka diciduk atas aktivisme politik mereka dan partisipasi mereka dalam protes di Ramallah melawan pemerintah.

        Karajah telah menuju ke pengadilan untuk mewakili aktivis Ghassan al-Saadi, serta untuk menindaklanjuti panggilan aktivis lain, Alaa al-Rimawi, atas pidato yang dia berikan pada pemakaman Nizar Banat, seorang yang populer dan blak-blakan. Nizar adalah aktivis yang meninggal dalam tahanan pemerintah pada 24 Juni.

        Kematian Banat telah memicu gelombang protes di Tepi Barat terhadap pemerintah dan seruan agar Presiden Mahmoud Abbas, yang telah berkuasa selama 16 tahun, untuk mundur.

        Thafer al-Saaydah, seorang anggota Pengacara untuk Keadilan, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa personel keamanan Palestina tiba-tiba menarik Karajah ke samping ketika dia memasuki pengadilan, menangkapnya tanpa memberikan surat perintah, dan memindahkannya langsung ke tahanan polisi, bukan ke jaksa.

        Sementara itu, tiga aktivis ditahan saat berpartisipasi dalam aksi berjaga di depan pengadilan untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka atas penangkapan aktivis tersebut. Dua di antaranya teridentifikasi sebagai Jihad Abdo dan Izzeddin Zarour, sedangkan yang ketiga belum disebutkan namanya.

        Asosiasi Pengacara Palestina mengeluarkan pernyataan pada Minggu mengutuk penangkapan Karajah dan menuntut pembebasannya segera.

        Saaydah menekankan bahwa dia dan anggota Pengacara untuk Keadilan lainnya telah menjadi sasaran pemerintah Abbas pada tahun lalu dan diancam akan ditangkap karena kegiatan hukum dan hak asasi manusia mereka. Sebuah ancaman yang semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

        Pada Sabtu (3/7/2021), Ramallah melihat ribuan warga Palestina turun ke jalan untuk mengecam peran yang dimainkan pasukan pemerintah dalam kematian Banat, serta menolak tindakan keras pasukan keamanan terhadap protes sebelumnya untuk mengenang aktivis tersebut.

        Pasukan pemerintah telah mendirikan pos pemeriksaan di pintu masuk Ramallah untuk mencegah warga Palestina bergabung dengan demonstrasi. Aparat keamanan berpakaian preman juga menutup Jerusalem Street, salah satu jalan utama di Ramallah, dan menghalangi lalu lintas kendaraan di sana.

        Pasukan keamanan juga mencegah demonstran bergerak menuju kediaman presiden dengan mendirikan barikade di jalan.

        Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan pemerintah telah dituduh, antara lain, sengaja menargetkan jurnalis perempuan yang meliput demonstrasi, memukuli mereka, merusak kamera mereka, dan mengancam mereka dengan pemerkosaan.

        Pemerintahan Palestina didirikan setelah Persetujuan Oslo 1993 dan awalnya dimaksudkan untuk menjadi badan pemerintahan sementara sampai pembentukan negara Palestina sepenuhnya.

        Tetapi dengan solusi dua negara yang tidak pernah terwujud --yang hanya memberikan kontrol terbatas atas sekitar 40 persen Tepi Barat, yang dikenal sebagai Area A dan B-- telah lama dituduh oleh banyak orang Palestina sebagai perpanjangan pendudukan Israel, terutama dengan kebijakan koordinasi keamanannya dengan Israel.

        Abbas, sementara itu, telah berkuasa sejak 2005. Meskipun masa jabatannya sebagai presiden secara resmi berakhir pada 2009, PA belum menyelenggarakan pemilihan presiden dalam 16 tahun.

        Sementara pemilihan legislatif dan pemilihan presiden awalnya dijadwalkan masing-masing pada 22 Mei dan 31 Juli, namun ditunda pada April.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: