Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Ferdinand Hutahaean menyindir Anies Baswedan. Belanja perangkat lunak atau software teknologi informasi (TI) di tengah pandemi covid-19 dikritisi.
Sikap kiritis itu muncul bukan tanpa sebab. Harga software Rp 224,2 miliar menjadi pemicunya.
"Belanja software Rp 224,2 miliar di tengah pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa tidak ada prioritas dan transparansi dalam penganggaran," jelas August, anggota Fraksi PSI DKI, Sabtu (3/7).
Baca Juga: Anak Buah Anies Baswedan Sampaikan Kabar Baik, Warga Bakal Tenang
August mengungkapkan, anggaran tersebut masih dalam perencanaan milik Unit Pengelola Jakarta Smart City (JSC). Pasalnya, anggaran tersebut akan digunakan untuk pengembangan dan pengelolaan ekosistem.
Mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahean juga berkomentar mengenai hal tersebut. Keputusan yang diambil Anies diangga sangat kurang tepat.
"Gubernur mental pengemis untuk kebutuhan rakyat," cuit Ferdinand di akun Twitter-nya, Sabtu (3/7).
Menurut Ferdinand, hal yang dilakukan Anies adalah suatu kebutuhan yang membuang-buang anggaran untuk keperluan tak penting.
"Tapi untuk sesuatu yang tak penting, dia buang-buang anggaran," jelas Ferdinand.
Pria berdarah Batak tersebut menilai, bahwa dari keputusan tersebut Anies tidak bisa bekerja.
"Dasar Gubernur tak bisa kerja!" tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: