Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dateng-dateng Disuguhi Musik, Menteri Jokowi Langsung Ngamuk Sejadi-jadinya di Dapur Umum

        Dateng-dateng Disuguhi Musik, Menteri Jokowi Langsung Ngamuk Sejadi-jadinya di Dapur Umum Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Sosial, Tri Rismaharini yang dikenal sering marah saat masih jadi Wali Kota Surabaya, kemarin, kembali mengeluarkan gaya khasnya itu.

        Risma ngamuk-ngamuk di dapur umum Kementerian Sosial, di Balai Wyata Guna, Bandung, Jawa Barat. Dia kesal melihat anak buahnya kurang gercep alias gerak cepat. Saking kesalnya, Risma ancam mutasi anak buahnya itu ke Papua.

        Baca Juga: Drama Risma Ngamuk-Ngamuk Bukannya Mengundang Pujian, Malah Dituding Rendahkan Warga Papua

        Risma tiba di dapur umum itu, sekitar pukul 10 siang. Kedatangannya untuk mengecek langsung kesiapan Balai Wyata Guna Bandung dalam menyiapkan makanan siap saji dan telur selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

        Tiba di lokasi, politisi PDIP ini disambut musik organ tunggal. Dikira senang, eh malah sebaliknya. Kepala Balai Wyata Guna Bandung, Sudarsono, langsung jadi sasaran amarahnya.

        “Ini lagi bapak, ngapain aku disiapi musik segala? Mau tak tendang apa! Emang aku kesenengan apa ke sini,” ucap Risma, yang langsung mengubah suasana jadi mencekam.

        Risma makin panas setelah melihat minimnya peralatan dan personil di dapur umum tersebut. Pasalnya, banyak pegawai Balai Wyata Guna yang masih berada di dalam kantor dan tidak ikut membantu operasional di dapur umum.

        Para pegawai itu pun kemudian dikumpulkan di lapangan. Dengan nada tinggi, mereka dimarahin dan dibentak-bentak. Risma tampak kesal betul melihat anak buahnya masih mengotak-ngotakkan pekerjaan. Dia menegaskan, dapur umum itu adalah program Kementerian Sosial, bukan program Direktorat Jenderal tertentu.

        “Kalau aku bikin di sini, itu artinya Kementerian Sosial. Bukan Dirjen Linjamsos. Kok masih dikotak-kotak begitu,” tegas Risma, dengan nada tinggi.

        Sanking emosinya, suara tinggi Risma nyaris serak. Sesekali ia memainkan telunjuk kedua tangannya ketika memberi peringatan. Matanya juga tajam menatap wajah-wajah anak buahnya itu.

        “Tolong lah, rakyat susah sekarang ini. Temen-temen ini masih beruntung. Setiap bulan ada gaji,” omelnya lagi.

        Risma meminta, kejadian serupa tak terulang lagi. “Kalau lihat lagi seperti ini, tak pindah semua ke Papua,” ancamnya. “Saya nggak bisa mecat, kalau nggak ada salah. Tapi bisa pindahin ke Papua sana,” lanjut dia.

        Usai memarahi anak buahnya dan para pegawai bubar, amarah Risma tersulut lagi ketika melihat minimnya peralatan di dapur umum itu. Mulai dari wajan yang kecil hingga kompor gas yang kurang.

        “Kompor mu nggak ada lagi ya?” tanya Risma ke petugas di dapur umum. “Siapa ya yang cari kompor?” tanya Risma lagi, tapi nggak ada yang nyahut. “Siapa yang cari kompor?” ulangnya lagi.

        Karena tak ada yang kunjung menyanggupi, sang Mensos lalu bergegas menuju mobil mencari sendiri.

        “Kalau nggak ada, aku yang cari. Mana mobil,” celutuk Risma, yang langsung bergegas menaiki mobil Toyota Fortuner warna hitam.

        Ia lalu berkeliling mencari kompor tersebut. Ketika kembali ke Balai Wyata Guna, tak terlihat ada kompor yang dibawa. Kabarnya, semua toko dan pabrik tutup karena PPKM Darurat. Tapi, Risma sesumbar memastikan kompor sudah ready.

        “Ya sekarang kompor sudah ready menuju ke sini. Mudah-mudahan besok sudah bisa kita realisasi. Untuk nasi kotaknya,” ucapnya, meyakinkan.

        Nada bicaranya ketika itu sudah pelan. Air mukanya tampak tenang. Bahkan Risma berbagi tips agar imun tetap kuat di tengah pandemi Covid-19.

        “Kita harus tetap gembira, meskipun suasananya suasana mencekam seperti ini. Karena kalau gembira, meningkatkan imunitas kita,” pesannya.

        Ini bukan kali pertama Risma marah-marah. Ketika memimpin Surabaya, pemandangan semacam itu kerap terjadi. Ngamuk saat sidak kantor Dinas Dukcapil, lantaran pembuatan e-KTP lambat. Marahin pegawai yang nggak mendengarkan arahan saat pelantikan, emosi sama acara bagi-bagi es krim gratis karena merusak taman hingga menghardik demonstran yang bikin rusak fasilitas umum. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: